Indonesia
yang terdiri dari negara kepulauan dengan banyaknya suku dan budaya serta
dengan wilayah yang luas memerlukan pengawasan yang ekstra untuk terjangkaunya
penyampaian aspirasi masyarakat dari berbagai wilayah. Indonesia menganut
sistem Presidensial. Tetapi dalam praktiknya Indonesia menganut sistem
pemerintahan parlementer. Jadi dapat dikatakan sistem pemerintahan Indonesia
adalah perpaduan antara Presidensial dan Parlementer.
Anak muda zaman
sekarang, sebahagian tidak memahami dunia politik di Indonesia. Dan sebagian
besar anak muda Indonesia memilih menjadi golput. Jika semua anak muda
berpikiran sama dan menjadi golput, bagaimana politik di Indonesia di masa
generasi mendatang?. Itu karena melihat Kondisi parlemen Indonesia saat ini
belum bisa dikatakan ideal, masih banyak hal-hal yang harus dibenahi, mulai
dari kinerja sampai kepada etika. Hal ini diperparah lagi dengan semakin
menurunnya tingkat kepercayaan terhadap kinerja parlemen yang banyak
mengecewakan masyarakat. Padahal anggota parlemen adalah wakil rakyat, namun hanya
sedikit masyarakat yang mempercayainya.
Seiring
dengan perkembangan keterbukaan arus informasi, proses kerja di parlemen
seperti pada rapat-rapat pleno dan komisi sekarang ini cukup menarik dihadirkan
ke masyarakat misalnya dalam bentuk Pelatihan. Pelatihan ini
merupakan suatu hal yang cukup menarik untuk diperhatikan dan diikuti selepas
pulang beraktivitas untuk sekedar hiburan semata. Pelatihan ini juga berguna sebagai ajang untuk
memperlihatkan kepada masyarakat luas tentang kondisi parlemen di Indonesia.
Namun
perlu di ketahui, parlemen bukanlah badut telivisi yang menghibur para
penontonya dengan lakon yang dia perankan, melainkan parlemen adalah
sebuah bentuk forum publik bangsa dalam membuat keputusan yang dapat
dipertanggung-jawabkan dan itu atas dasar diskusi terbuka yang dapat diikuti
oleh semua orang.
Meskipum tugas
parlemen cukup rumit dan berat sehingga bisa dikatakan apa yang dilakukan
parlemen adalah hal yang mulia, akan tetapi sebaiknya para anggota parlemen
berkontribusi dalam memecahkan permasalahan-permasalahan rakyat yang terjadi
dan juga sebagai pengambil kebijakan strategis untuk rakyat. Disamping itu,
garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan sangat jelas.
Dalam hal ini pencapaian kinerja parlemen akan terlaksana dengan baik,
jika ditambah lagi dengan adanya pengawasan parlemen terhadap kinerja kabinet
maka kabinet akan lebih berhati-hati dalam dalam menjalankan tugasnya.
Dalam kondisi
ini, pengevaluasian dan pembenahan kinerja sangat diperlukan untuk menciptakan
kembali kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan parlemen di Indonesia.
Perlunya penegasan serta parameter keberhasilan yang akurat sangat diperlukan
untuk mencapai berbagai tujuan yang direncanakan. Rakyat pada dasarnya
memberikan amanah yang besar terhadap para anggota parlemen serta berpangku
dalam pengelolaan bangsa. Maka dari itu, sangat diperlukan parlemen yang lebih
baik dari sekarang yang benar-benar peduli dengan rakyat, bukan parlemen
perpanjangan tangan birokrat dan sekumpulan teknokrat.
Parlemen yang
ideal dapat tercapai dengan pembenahan hal-hal yang crusial terlebih
dahulu. Pembenahan mengenai penekanan terhadap nilai-nilai dan etika. Dari
hal-hal seperti ini akan terbentuk sebuah tradisi baru dalam konsep gerakan
yang membudaya. Dari gerakan-gerakan ini selanjutnya dibreakdown
sehingga terciptanya gerakan sosial. Dari gerakan sosial ini akan tumbuh suatu
perspektif baru terhadap berbagai kondisi yang sedang dihadapi.
Hal-hal ini
dapat tercapai hanya dengan dukungan para pemangku kebijakan parlemen
yang memiliki kredibilitas dan dedikasi yang tinggi untuk menciptkan kinerja
yang baik. Maka dari itu, seseorang yang menjadi pemangku kebijakan haruslah
orang-orang yang memiliki track record yang baik dalam segala bidang,
baik dalam bidang akademis, bidang sosial, bidang politik, dan sebagainya.
Untuk
terciptanya hal itu perlu adanya syarat yang ketat dalam hal pengajuan diri
untuk menjadi anggota parlemen. Tidak sedikit para anggota parlemen di
negara kita yang diajukan oleh partai, sehingga mereka secara tidak langsung
telah menjadi tentara partai dalam peperangan politik. Dan bisa dikatakan
mereka lebih mengutamakan kepentingan partai dari pada kepentingan rakyat yang
notabene adalah yang memilih mereka.
Upaya-upaya
untuk mencapai keadaan ideal tersebut tentu bukan suatu hal yang mudah untuk
dilaksanakan. Namun, dengan memulai dengan pembenahan masalah crusial terkait
nilai-nilai dan etika. Hal ini akan banyak merubah pola pikir dan budaya kerja
parlemen. Dan dalam proses pembenahan masalah crusial tersebut juga
sangat diperlukan parameter keberhasilan pencapaian kinerja. Adapun secara general
pencapaian idealnya suatu parlemen dapat dilihat apabila ketika rakyat
mengalami masalah, mereka berkata bahwa kami memiliki parlemen yang siap
membela dan membantu rakyat Indonesia.
Kondisi
parlemen indonesia sekarang ini sangat sedikit berasaskan kepentingan rakyat
melainkan telah berasaskan kepentingan golongan dan partai. Hal ini bisa
dilihat dari kinerja para anggota parlemen yang dengan sengaja mengedepankan
kepentingan golongan dan partai dengan alasan kestabilan politik. Parlemen
bukanlah lembaga partai, parlemen bukanlah lembaga golongan, namun parlemen
adalah lembaga rakyat, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Oleh
karena itu, sebagai generasi penerus bangsa hendaknya sejak dini untuk terjun
langsung mendalami dunia politik. Generasi muda tidak di ajarkan untuk menjadi
apatisme politik akan tetapi diajrakan bagaimana mereka lebih peduli terhadap
gerakan politik di Indonesia. Pemuda sekarang jangan beranggapan bahwa hanya
mahasiswa hukum saja yang akan berbicara mengenai politik akan tetapi semua
mahasiswa di Indonesia harus terseret kedunia politik. Ini adalah bentuk
kepedulian terhadap Negara yang kita naungi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar