Sabtu, 15 Juni 2013

MAKALAH PENGENDALIAN PEMASARAN

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
    Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.   
    Selama ini banyak yang kurang mengerti dengan pengendalian pemasaran, terutama pada perusahaan, baik yang mengunakan profit maupun non profit. Padahal hal ini sangatlah penting bagi perusahaan agar bisa lebih terorganisir dan memaksimalisasikan perencanaan sebelumnya. Bisa kita lihat pada perisahaan yang pemasarannya kurang cepat, ini akan berdampak pada prestasi perusahaan yang akan anjlok. Karena perusahaan dibiarkan begitu saja dalam melaksanakan operasi pemasaran. Maka dari itu kami dari pemakalah ingin mengulas tentang pengendalian pemasaran ini.

2. Rumusan Masalaha. Apakah Pengertian dan tujuan pengendalian pemasaran ?
b. Bagaimana Ruang lingkup pengendalian pemasaran ?
c. Bagaimana Sistem pengendalian pemasaran ?

3. TujuanTujuan kami membuat makalah ini adalah untuk mengajak para pembaca untuk dapat mengambil melakukan pengendalian pemasaran terutama dalam menjalankan perusaahaan. Dan juga untuk mengkaji sedikit banyak tentang pengendalian pemasaran ini sebagai ilmu pngetahuan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan tujuan pengendalian pemasaran
1. Pengertian pengendalian pemasaran
    Pengendalian pemasaran merupakan dasar yang penting bagi kberhasilan usaha dibidang pemasaran. Untuk kberhasilan suatu usaha pemimpin harus dapat membuat keputusan, baik mengnai perencanaan, kegiatan, maupun pelaksanaan kegiatan dan pengndaliannya. Perencanaan pemasarana merupakan penentuan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam bidang pemasaran untuk jangka waktu tertentu di masa yangt akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan atau implementasi merupakan cara mlaksanakan kegiatan yang tlah direncanakan dalam situasi dan kondisi yang ada, dengan memberikan pengarahan kpasda tenaga pelaksana.
    Jadi yang dimaksudkan pengendalian pemasaran adalah penilaian, pengecekan dan memonitor usaha-usaha pemasara dan penjualan perusahaan yang telah dilakukan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan digunakan sebagai landasan untuk mengadakan penyesuaian yang diperlukan.
    Strategi pemasaran yang dibuat tentu belum dapat dipastikan menjadi kenyataan. Karena ada unsur ketidak pastian dalam pelaksanaan, maka strategi yang di susun harus selalu dikendalikan. Pengendalian pemasaran dilakukan dengan membandingkan realisasi dan rencana pemasaran yang disusun. Hasil yang tidak sama, baik terlalu besar di atas target, merupakan penyimpangan yang perlu mendapatkan perhatian.
    Oleh karena itu pengendalian pemasaran semata-mata dimaksudkan agar dapat diketahui kemajuan peiaksanaan, hambatan yang ditemui oleh faktor penunjang apa yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan pemasaran. Di samping itu akan dengan cepat diketahui bila ada penyimpangan, penyebabnya untuk selanjutnya di buat tindakan perbaikan.
2. Tujuan pengendalian pemasaran
    Pelaksanakan kegiatan pemasaran perlu dikendaliakn karena selalu ditemui adanya penyimpangan antara rencana atau target pemasaran dengan realisasi hasil atau prestasi dibidang pemasaran. Realisasi pemasaran tidak selalu sama dengan rencana atau target, dapat terjadi karena situasi dimana realisasi melebihi atau melampaui rencana target, sebaliknya situasi dimana realisasi dibawah rencana target.
    Jadi tujuan pengendalian pemasaran adalah untuk dapat memaksimalisasi kmungkinan perusahan dalam mencapai tujuan dan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dalam sasaran pasar yang telah ditetapkan. Disamping itu pengndalian pmasaran juga dimaksudkan untuk dapat mengoktimalkan pemanfaatan potensi sumber-sumber daya yang terdapat dalam bidang pemasaran, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam lingkungan pemasaran yang ada didalam perusahaan.

B. Ruang lingkup pengendalian pemasaran
1. Pengendalian efektifitas program pemasaran
    Pengendalian ini dilakukan secara berkala atau periodik, yang umumnya tahunan atau kwartalan untuk menilai efektifitas program atau rencana yang telah dibuat, dan bila diperlukan penyempurnaan atau koreksi. Yang bertaggung jawab atas pengendalian fektifitas program ini adalah top manajemen dan midle manajemen. Tujuan pngendalian ini adalah untuk mengetahui apakah sasaran yang telah ditetapkan dapat efektif. Pndekatan yang sring dilakukan adalah analisis penjualan, analisis share pasar, analisis rasio penjualan dan biaya, analisis keuangan dan evaluasi sikap.
2. Pengendalian strategi pemasaran
    Pengendalian strategis adalah tugas untuk menjamin bahwa tujuan, strategi dan sistem pemasaran perusahaan secara optimal diselaraskan dengan lingkungan pemasaran yang diramalkan nanti dan yang sekarang. Suatu perangkat yang dikenal sebagai instrumen untuk menilai efektivitas pemasaran menunjukkan profil efektivitas pemasaran di seluruh divisi atau perusahaan dalam hal; filsafat pelanggan,organisasi pemasaran, informasi pemasaran, perencanaan strategis dan efisiensi operasional. Perangkat lain,yang dikenal sebagai audit pemasaran, merupakan suatu pengamatan berkala, bebas, sistematis dan menyeluruh terhadap lingkungan, tujuan-tujuan, strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan pemasaran perusahaan. Tujuan audit pemasaran adalah untuk menentukan bidangmasalah pemasaran dan merekomendasikan rencana tindakan koreksi bersifat jangka panjang maupun jangka pendek guna meningkatkan efektivitas pemasaran secara menyeluruh dari organisasi tersebut.
3. Pengendalian kuntungan dan rentabilitas usaha pemasaran
    Pengendalian atas profitabilitas adalah tugas untuk menentukan profitabilitas yang sebenarnya mengenai produk perusahaan, wilayah, pangsa pasar dan saluran niaga. Analisis kemampuan pemasaran mengungkapkan kegiatan pemasaran yang lebih lemah, meskipun tidak menunjukkan apakah unit-unit yang lebih lemah itu harus didukung atau dihilangkan.
4. Pengendalian efisiensi pemasaran
    Pengendalian efisiensi merupakan tugas untuk meningkatkan efisiensi kegiatan pemasaran, seperti misalnya: penjualan personal/perorangan periklanan, promosi penjualan dan distribusi. Paramanajer harus mengamatirasio-rasio penting tertentu yang menunjukkan seberapa jauh fungsi-fungsi tadi dilaksanakan secara efektif. Manajer juga harus memperkenalkan sumber-sumber pemasaran untuk meningkatkan prestasi.

C. Sistem pengendalian pemasaran
    Pada dasarnya sistem pengendalian pemasaran ada dua yaitu sistem pengendalian terbuka ( Open system ) dan sistem tertutup ( Clossed Systm ) . dalam sistem pengendalian terbuka semua pejabat atau pelaksana dibidang pemasaran mempunyai wewenang yang terbatas. Semua masalah yang dihadapi dilaporkan dulu pada atasan, dan atasanlah yang mengambil keputusan. Oleh karena itu semua hal yang diputuskan oleh atasan yaitu menejer pemsaran, maka kegiatan atau masalah harus diketahui oleh atasan tersebut.
    Sedangakan sistem pengendalian tertutup semua petugas di bidang pemasaran diberikan wewenang untuk memutuskan ssuai dengan petunjuk atau pengarahan dari atasannya masing-masing. Jadi tenaga pemasaran diharapkan diharapkan mempu mengatasi masalahnya sendiri sebelum dilaporkan pada atasannya. yang tidak dapat diputuskan.
    Namun pada sudut pandang lain terdapat sistem pengndalian pemasaran lain yakni Pengendalian pemasaran merupakan lanjutan yang wajar dari perencanaan, organisasi dan pelaksanaan pemasaran. Meskipun sistem pengendalian harus dibuat sesuai dengan situasi yang khusus, tetapi sistem pengendalian mengikuti proses dasar yang sama, biasanya mengikuti enam langakah sebagai berikut :
• Menentukan apa yang dikendalikan
• Menetapkan standar
• Mengukur kinerja
• Membandingkan kinerja dengan standar
• Menentukan alasan penyimpangan
• Melakukan tindakan koreksi
    Langkah pertama sistem umpan balik secara sederhana mengukur keluaran dari proses dan menjadikan masukan dari tindakan korektif untuk memperoleh keluaran yang diinginkan. Konsekuensi dari penggunaan sistem pengendalian umpan balik adalah bahwa keberlangsungan kinerja yang tidak memuaskan sampai kesalahan fungsi ditemukan. Salah satu teknik untuk mengurangi masalah yang berhubungan dengan pengendalian umpan balik adalah pengendalian umpan ke depan. Sistem umpan ke depan memantau masukan ke dalam sebuah proses untuk memastikan apakah masukan sesuai dengan yang direncanakan, jika tidak maka masukan atau mungkin proses diubah agar memperoleh hasil yang diinginkan.
    Langkah kedua dalam proses pengendalian adalah membangun standar. Standar pengendalian merupakan sebuah target yang terhadapnya kinerja nantinya akan dibandingkan. Standar merupakan kriteria yang memungkinkan manajer untuk mengevaluasi tindakan yang lalu, saat ini dan masa depan. Standar merupakan diukur dalam berbagai cara, mencakup bentuk secara fisik, kuantitatif dan kualitatif. Lima aspek kinerja dapat dikelola dan dikendalikan, yaitu jumlah, kualitas, waktu, biaya dan perilaku. Masing-masing aspek pengendalian, mungkin membutuhkan pengelompokan tambahan. General Electric menggunakan delapan jenis standar, yaitu standar profitabilitas, standar posisi pasar, standar produktivitas, standar kepemimpinan produk, standar pengembangan sumberdaya manusia, standar sikap karyawan dan standar pertanggungjawaban publik.
    Langkah ketiga adalah mengukur kinerja pemasaran. Kinerja aktual harus dibandingkan dengan standar. Di beberapa tempat, langkah ini kemungkinan diperlukan hanya untuk pengamatan visual. Di situasi yang lainnya, penentuan secara teliti diperlukan. Banyak macam pengukuran untuk fungsi pengendalian didasarkan pada beberapa bentuk standar secara historis
    Langkah keempat adalah membandingkan kinerja aktual dengan standar. Jika langkah-langkah sebelumnya telah berjalan baik, maka membandingkan kinerja dengan standar akan menjadi lebih mudah. Meskipun, kadang-kadang membandingkan kinerja dengan standar ini sulit untuk membuat perbandingan yang diperlukan, misalnya standar perilaku. Beberapa penyimpangan dari standar dapat dibenarkan, karena kondisi lingkungan yang berubah dan alasan lainnya.
    Langkah kelima dari proses pengendalian melibatkan penggalian ”mengapa kinerja menyimpang dari standar?”. Karena penyimpangan dapat bergeser menuju sasaran organisasi yang dipilih. Terutama, organisasi membutuhkan untuk mencari penyimpangan baik yang datang dari internal maupun perubahan eksternal di antara pengendalian organisasi.
    Langkah berikutnya dalam proses pengendalian adalah menentukan kebutuhan untuk melakukan tindakan koreksi. Paramanajer pemasaran dapat memilih dari tiga hal, yaitu
• Tidak melakukan apa-apa
• Melakukan revisi standar
• Melakukan koreksi kinerja aktual
    Tidak melakukan apa-apa dapat dilakukan jika kinerja secara meyakinkan sesuai dengan standar. Bila standar tidak sesuai, maka manajer harus secara hati-hati menilai alasan mengapa dan mengambil tindakan koreksi. Lebih dari itu, kebutuhan untuk mengecek standar secara periodik untuk memastikan bahwa standar dan dihubungkan dengan ukuran kinerja masih relevan untuk masa yang akan datang. Akhirnya manajer harus memutuskan tindakan untuk mengoreksi kinerja, bila terjadi penyimpangan. Tindakan koreksi bergantung pada penemuan penyimpangan dan kemampuan untuk mengambil tidakan penting dibutuhkan. Seringkali kasus nyata penyimpangan harus ditemukan sebelum tindakan koreksi akan diambil. Karena penyimpangan bergeser dari sasaran yang tidak realistis ke strategi yang salah.

D. Audit pemasaran
    Sebelum membahas jauh tentang auditing pemasaran sebaiknya kita mengulas sedikit tentang defini audit. Ada beberapa pndapat tntang definisi audit yaitu
    Kamus Webster’s Ninth Collegiate Dictoneri mengartikan auditing sebagai berikut : “ suatu pemeriksaan yang resmi atas perkiraan/buku atau laporan keuangan suatu organisasi atau individu.”
    Holmes & Overmyers ( 1975 ) mndifinisikan sebagai berikut : “ Auditing adalah fungsi penyaksi yang menyangkut pemeriksaan secara objktif terhadap laporan keuangan perusahaan yang disusun oleh manajemen. “
    Komite konsep auditing mendifinisikan auditing sebagai berikut : “ proses sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti secara objktif yang berkaitan dengan penyaksian tentang tindakan-tindakan ekonomis dan kejadian-kejadian serta memastikan tingkat kesesuaian antara penyaksian tadi dengan kriteria yang sudah ada dan menyampaikan hasilnya pada pemakaianya.”
    Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke ( 1981 ) mendifinisikan audit sbagai berikut : “ auditing adalah satu set prosedur yang sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan yang memberikan informasi sehingga akuntan dapat menyatakan suatu pendapat tentang apakah laporan keuangan yang dipriksa disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.”
    Yang diutarakan oleh alvin yang menjadi pertantyaan adlah standar kwajaran. Pengadilan di Amerika Serikat yang memutuskan bahwa akuntan publik wajib melihat hal-hal diluar prinsip akuntnsi yang diterima umum untuk mempertimbangkan kmungkinan lain yang dapat menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :
    Yang di maksud dengan audit pemasaran adalah pemeriksaan dan penilaian secara kritis, sistematis dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dubidang pemasaran. Ada empat ciri utama dari audit pemasaran, yaitu :
1. Pemeriksaan dan penilaian yang bersifat menyeluruh dengan melakukan pengkajian seluruh lingkungan pemasaran perusahaan, strategi, organisasi dan sistem pmasaran perusahaan.
2. Pemerikasaan dan penilaian secara sistematis dngan urutan langkah diagnosis lingkungan pemasaran perusahaan, keadaan intern perusahaan dibidang pemasaran dan kegiatan pemasaran tertentu dikaji.
3. Pelaksanaan pmerikasaan dan penilaian bersifat indepeden dimana pelakasanaan dan perumusan hasil tidak terikat atau trgantung pada siapa saja yang ada dalam pemasaran.
4. Pelaksanaan pemriksaan dan penilaian bersifat berkala dan tidak hanya pada waktu-waktu tertentu dimana perusahaan mengalami krisis dala bidang pemasaran.
    Sedangkan tujuan audit pemsaran adalah :
1. Memerikasa dan meninjau kembali kabijakan (policies), rencana, ketentuan strategis, dan pelaksanaan kegiatan bidang pmasaran dari segi aktifitas pencapaian tujuan perusahaan.
2. Menilai apakah para pelaksana dibidang melaksanakan kebijakan, rencana, ketentuan, stratgi yang telah ditetapkan.
3. Sebagai alat manajemen untuk dapat memperoleh rekmendasi dari sgi peningkatan efektifitas dan efesiensi kegiatan dibidang pemasaran
4. sebagai alat bagi pengukuran saling keterkaitan dan keterpaduan bidang pemasaran dengan bidang-bidang lain dalam perusahaan dan lingkungan pemasaran perusahaan, yang tercermin dalam dinamika usaha yang harus diperhatikan agar pelaksanaan kegiatan pmasaran dapat tratur dan terarah.
    Audit pemasaran yang dilakukan sutu perusahaan dapat mencakup:
1. Audit lingkungan pemasaran
Dalam audit lingkungan pemasaran, diperiksa dan dianalisis faktor yang mempengaruhi pemasaran, pasar, dan konsumen.
2. Audit strategi pemasaran
Dalam audit ini diperiksa dan dianalisis sasaran dan strategi pemasaran yang diambil yang tidak terlepas dengan keadaan pemasaran.
3. Audit organisasi pemasaran
Dalam audit ini diperiksa dan dianalisis kelemahan dan efektifitas organisasai pemasaran yang ada.
4. Audit sistem pemasaran
Dalam audit ini pemasaran diperiksa dan dianalisis kelemahan dan efektifitas sistem pemasaran yang ada.
5. Audit produktivitas pemasaran
Dalam audit ini dipriksa dan dianalisis tingkat produktifitas dari para tenaga atau sumbr daya manusia dan sumber daya lainnya.
6. Audit fungsi pemasaran
Dalam audit ini diperiksa plaksanaan fungsi pemasaran prusahaan sebagaimana yang telah ditetapkan.

BAB III
P E N U T U P

1. kesimpulan
    Dari makalah yang kami sajikan dapat disimpulkan bahwa pengendalian pemasaran adalah penilaian, pengecekan dan memonitor usaha-usaha pemasaran dan penjualan perusahaan yang telah dilakukan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan digunakan sebagai landasan untuk mengadakan penyesuaian yang diperlukan. Jadi pemasaran ini sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan terutama dibidang pemasaran.
    Beberapa hal yang perlu digaris bawahi adalah tujuan pengendalian pemasaran untuk dapat memaksimalisasi kmungkinan perusahan dalam mencapai tujuan dan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dalam sasaran pasar yang telah ditetapkan. Disamping itu pengndalian pmasaran juga dimaksudkan untuk dapat mengoktimalkan pemanfaatan potensi sumber-sumber daya yang terdapat dalam bidang pemasaran, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam lingkungan pemasaran yang ada didalam perusahaan.
2. Saran
    Dari beberapa hal yang telah di buat kami pemakalah menyarankan agar setiap perusahaan yang melakukan pemasaran harus lah dikendaliakn sesuai dengan ketentuan yang ada, dan sesuai dengan prosedur yang ada. Karena ini demi kelancaran perusahaan baik profit maupun non profit.

PENGENDALIAN PEMASARAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK III
EDY GUFRAN DARWIS
ASRI TAJUDDIN
ABDUL RAHMAN
UDIN PRANATA
MUH. ASH-HABUL KAHFI
MUH. MUSAFIR AGUNG
RESKY WIJAYA
ZUKIRAH ILMIANA
WAHYUNI DARWIS
SUTRISNA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

Minggu, 02 Juni 2013

Istilah Istilah Ekonomi Mikro

- Cost (biaya) : segala pengeluaran yang berhubungan dgn hasil yang diharapkan dimasa yang akan datang

- Ceiling price : harga eceran tertinggi

- Demand (permintaan) : keinginan konsumen untuk membeli suatu komoditi pd berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu

- Elasticity of demand : elastisitas harga dari permintaan

- Elasticity of supply : elastisitas harga dari penawaran

- Equilibrium : keseimbangan

- Equilibrium price (harga keseimbangan/harga pasar) : harga yg terbentuk pada tingkat dimana jumlah yang diinginkan penjual maupun pembeli adl sama

- Equilibrium quantity : jumlah keseimbangan pasar

- Engei’s law (hukum angel) : semakin besar pendapatan seseorang, semakin kecil bagian pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi dan sebaliknya

- Barang konsumsi : barang yang langsung dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen

- Barang modal : barang yang berguna untuk menghasilkan baranglain

- Diminishing marginal utility : utilitas marginal yg semakin menurun

- Keseimbangan pasar : sutau kondisi dimana ditandai dengan tidak terjadinya kelebihan penawaran krn harga terlalu tinggi atau kelebihan permintaan

- Elastisitas silang : ukuran perbandingan antara persentase perubahan jml barang x yg diminta dengan presentase harga barang y

- Barang komplementer : barang yang saling melengkapi

- Barang subsitusi : barang yang dapat menggantikan barang yang lainnya

- Elestisitas pendapatan : ukuran presntase perubahan jml barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan pendapatan konsumen sebesar 1%

- Ceteris paribus : faktor-faktor lain tetap atau konstan

- Hukum penawaran : hubungan antara harga barang/jasa dengan jumlah yang ditawarkan positif

- Hukum permintaan : permintaan suatu barang akan meningkat jika harga barang tsb turun dan permintaan barang akan turun jika harga barang tsb naik

- Indipendent variable (variabel bebas) : variabel yang dapat mempengaruhi nilai variabel lain tetapi tidak dapat dipengaruhi variabel lain

- Dependent variable (variabel terikat) : variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain tetapi tidak dapat mempengaruhi variabel lain

- Elastisitas harga dari permintaan : tingkat kepekaan perubahan jumlah barang/jasa yang diminta terhadap perubahan harga

- Elastisitas harga dari penawaran : tingkat kepekaan perubahan jml yg ditawarkan terhadap perubahan harga

- Elastisitas pendapatan : kecendrungan perubahan permintaan yang disebabkan oleh perubahan pendapatan masyarakat

- Faktor produksi : semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang/jasa

- Average product : jumlah produk total dibagi jumlah unit faktor variabel

- Fungsi produksi : persamaan yang menunjukkan hubungan antara input dan output

- Law of diminishing return : hukum hasil lebih yang semakin berkurang

- Fungsi permintaan : merupakan permintaan yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya

- Faktor penawaran : penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya

- Faktor ceterisparibus : faktor-faktor selain harga

- Koefisien elestisitas harga permintaan : menunjukkan ukuran besarnya rasio antara presentase perubahan jumlah produk yang diminta dan presentase perubahan harga produk tersebut

- Consumers surplus (surplus konsumen) : perbedaan/selisih diantara jumlah pembayaran yang benar-benar dibayarkan atas sejumlah barang dengan pembayaran maksimum yang sanggup dibayarkan untuk barang tersebut

- Kurva indeferent : kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi antara komodoti x dan y yang memberikan tingkat utilitas atau kepuasan yang sama

- Barang normal :barang/komoditi yang jumlah pembelinya mengikuti pendapatan

- Benda giffen : benda inferior tetapi kalau ada barang tersebut akan membeli lebih banyak (pendapatan naik)

- APL (Average Product of Labour) : rata-rata produk yang dihasilkan oleh satu unit input variabel

- Kurva isoquan : kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi input untuk menghasilkan tingkat output yang sama

- Kurva isocost : kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi pembelian dua input variabel dan modal dengan menggunakan jumlah anggaran yang sama

- Isoquant : kepuasan yang diukur secara objektif

- Isocost : biaya yang dikeluarkan produsen

- Eksplisit : segala biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan faktor-faktor produksi

- implisit : semua biaya taksiran yang dimiliki oleh faktor produksi apabila digunakan

- Expense (ongkos) : pengeluaran yang dilakukan untuk manfaat yang telah kita dapat saat ini/yang lalu

- Biaya tetap (fixed cost) : biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat tetap dalam rangka operasional perusahaan

- Biaya berubah (variable cost) : biaya yang dikeluarkan berhubungan dgn banyaknya faktor produksi yg digunakan serta besar kecilnya unit produksi

- Biaya total (total cost) : segala biaya baik tetap maupun variabel yang harus dikeluarkan dlm rangka operasional perusahaan

- Biaya rata-rata (average cost) : rata-rata biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan baik tetap maupun variabel

- Biaya tetap rata-rata (average fixed cost) : rata-rata biaya tetap sehubungan dengan produksi per unit barang oleh perusahaan

- Biaya rata-rata jangka panjang : biaya rata-rata jangka pendek yang digabungkan menjadi satu sehingga membentuk amplop

- Biaya marginal (marginal cost) :tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari bertambahnya faktor produksi dan dalam rangka menambah unit produksi

- Barang homogen : barang seragam/sama

- Diferensiasi produk : usaha untuk membedakan produk yang dihasilkan dihasilkan oleh perusahaan untuk memberikan daya tarik langsung maupun tidak langsung kpd konsumen

- Diskriminasi harga : perbedaan harga untuk pasar dan barang yang sama

- Ekspektasi : harapan

- Budget line (garis anggaran) : batasan kemampuan konsumen secara umum

- Income consumption curve : kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan maksimum kpd konsumen pada berbagai tingkat pendapatan

- Ecomonic profit : besarnya keuntungan yang melebihi normal profit

- Break event analyst : analisis yang mempertimbangkan tingkat kuantitas penjualan perusahaan dimana penerimaan sama dgn pengeluaran biayanya

- Kurva biaya rata-rata jangka panjang : grafik dari biaya rata-rata minimum untuk menghasilkan suatu komoditi pada tiap tingkat produksi dengan asumsi tingkat teknologi dan harga-harga masukan diketahui, sedangkan produsen bebas memilih besar optimal pabriknya

- Kurva biaya rata-rata jangka pendek : grafik dari biaya rata-rata minimum utk menghasilkan suatu komoditi pada tiap tingkat produksi, berdasarkan teknologi dan harga masukan dari pabrik yang ada

- Breakevent point (titik pilang pokok) : tingkat pendapatan perorangan, keluarga, atau masyarakat dimana seluruhnya habis utk barang-barang konsumsi

- Anggaran berimbang : suatu anggaran yang disusun sedemikian rupa sehingga total belanja sama dgn total penerimaan

- Defisit anggaran : kelebihan total belanja diatas total penerimaan

- Equilibrium kompetitif : penyeimbang penawaran dan permintaan dlm perekonomian atau pasar yg bersaing sempurna karena penjual dan pembeli kompetitif sempurna tidak mempunyai daya unuk mempengaruhi pasar

- Kekuasaan konsumen : hasil dari sistem harga atau pasar murni dimana konsumen yang menjadi diktator menentukan jenis dan kuantitas komoditi yg akan dihasilkan

- Konsumsi : kegiatan yang mengaitkan total konsumsi dgn tingkat pendapatan

- Biaya variabel rata-rata : total biaya variabel dibagi dgn kuantitas produk yang dihasilkan

- Biaya minimum : biaya per unit terendah yang mungkin dicapai

- Biaya variabel : biaya yang bervariasi menurut tingkat hasil produksi

- Derived demand (permintaan turunan) : permintaan akan suatu faktor produksi yg disebabkan oleh permintaan akan barang jadi yg dihasilkan faktor tsb

- Disequilibrium : keadaan perekonomian yang sekarang tidak berada pada keadaan equilibrium

- Hukum permintaan dgn kemiringan negatif : ketentuan yang mengatakan bahwa ketika harga barang atau jasa menurun, konsumen akan lebih banyak membeli barang itu, dgn syarat barang lainnya tidak berubah

- Barang tahan lama : barang yang umurnya lebih dari 3 tahun

- Barang ekonomi : barang yg relatif langka dibanding dgn total permintaan akan barang tersebut

- Economic man (manusia ekonomi) : konsepsi ttg seseorang yg benar-benar rasional dimana motifasinya semata-mata berdasarkan pertimbangan ekonomi

- Economise of scale (skala ekonomi) : situasi dimana biaya produksi rata-rata menurun dgn bertambahnya besarnya kapasitas pabrik dan hasil produksi

- Economies of scope : kehematan ekonomis karena menghasilkan berbagai barang dan jasa

- Efisien : pemanfaatan sumber daya ekonomi dgn cara yg paling efektif

- Elastisitas : istilah yang digunakan luas dlm ekonomi unt menggambarkan reaksi suatu variabel terhadap perubahan variabel lainnya

- Equilibrium konsumen : posisi dimana konsumen dapat memeksimalkan nilai gunanya

- Equilibriun jangka pendek dan jangka panjang : equilibrium yg tercapai dlm kurun waktu yg berbeda, jangka pendek atau jangka panjang yang juga tergantung pada apakah besaran pabrik dapat menyesuaikan diri dgn baik

- Exclusion principel (prinsip eksklusi) : kriteria yang membedakan barang publik dgn barang swasta

- Barang jadi : barang yg dihasilkan utk dipakai, jadi bukan utk menghasiklan barang lainnya

- Barang bebas : barang-barang yg tidak termasuk dlm barang ekonomi

- Impicit-cost elements (unsur biaya implisit) : biaya yg tidak kelihatan sbg biaya rupiah yg eksplisit tetapi tetap harus dianggap sebagai biaya

- Income (penghasilan) : arus upah, bunga, deviden dan penerimaan lainnya yg menjadi hak seseorang atau suatu bangsa

- Efek perubahan harga atas penghasilan : perubahan dlm kuantitas yg diminta dari suatu komoditi karena kenaikan atau penurunan pendapatan riil konsumen yg merupakan akibat dari perubahan harga

- Hukum biaya relatif yang meningkat : hukum kelangkaan pada suatu perekonomian dgn kesempatan kerja penuh yg menyatakan bahea masyarakat yg menginginkan lebih banyak barang A harus mau mengorbankan sebagian barang B

- Indifference map (peta indeferen) : grafik yg memperlihatkan sekelompok kurva-kurva indiferen

- Inelastic demand (permintaan inelastis) : situasi dimana elastisitas dari harga permintaan nilainya berada dibawah

- Barang inferior : jenis barang yg konsumsinya akan menurun dgn meningkatnya pendapatan seseorang

- Barang setengah jadi : jenis barang yg telah menjalani sebagian proses pengolahan dan belum mencapai tahap akhir

- Least-cost production rule (ketentuan produksi biaya termurah) : ketentuan bahwa biaya utk menghasilkan suatu tingkat hasil produksi akan berada dititik minimum bila rasio produk hasil penjualan marginal dari tiap masukan terhadap harga masukan tersebut adalah sama utk semua masukan

- Hasil penjualan marginal (marginal revenue) : tambahan hasil penjualan yang diterima perusahaan dari penjualan tambahan 1 unit hasil produksi

- Biaya kesempatan (opportunity cost) : nilai dari kesempatan penggunaan suatu barang ekonomi berikutnya/nilai dari alternatif yang dikorbankan

- Analisis ekuilibrium parsial : analisis dgn konsentrasi pada pengaruh perubahan dlm pasar masing-masing, dgn mengasumsikan “yang lain tidak berubah”

- Indeks harga : angka indeks yg menggambarkan perubahan rata-rata harga sekelompok barang dalam satu kurun waktu

- Indeks harga produsen : indeks harga dari barang grosiran, seperti baja, gandum dll

- Fungsi produksi : fungsi matematika yg menyatakan berapa jumlah hasil produksi yg dapat dicapai dgn suatu masukan dalam unit tertentu

- Garis batas kemungkinan produksi : grafik yang melukiskan rangkaian barang yang dapat dihasilkan oleh suatu perekonomian

- Produktivitas : rasio perbandingan hasil produksi dengan masukkannya

- Barang umum : suatu komoditi yang mungkin disediakan bagi semua orang dengan biaya yg sama jika misalnya pun hanya utk satu orang

- Garis batas kemungkinan utilitas : grafik yg melukiskan utilitas/kepuasan dari dua konsumen yg masing-masing diukurkan pada tiap sumbu