BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Daya saing perusahaan
dan organisasi semakin ketat pada era globalisasi dan liberalisasi pangan,
sehingga kelangsungan organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada
kemampuan untuk memberikan respon terhadap berbagai perubahan. Umumnya
perubahan yang terjadi berupa peningkatan mutu, modifikasi produk, dan
perubahan yang baik bersifat internal maupun eksternal (Saulina, 2009).
Mutu penting artinya
dan merupakan satu faktor keunggulan yang kompetitif. Kedudukan mutu sangat
penting sejak persaingan pasar dunia yang semakin ketat. Persaingan yang ketat
tersebut antara lain dipicu oleh kondisi globalisasi yang semakin cepat
kemajuannya. Aliran modal, sumber daya, dan produk semakin bebas menembus
batas-batas antar negara. Sehubungan dengan itu, produk luar negeri semakin
bebas memasuki pasar domestik. Perusahaan yang mampu berproduksi dengan mutu
keluaran yang tinggi, dan harga yang bersaing akan cenderung menguasai pasar.
Beberapa jenis
pengendalian mutu yang akhir-akhir ini umum dipakai adalah ISO (International
Organisation For Standardization) 9000 dan HACCP (Hazard Analytical
Critical Control Point). Kedua jenis pengendalian mutu ini diperlukan untuk
menembus pasar negara-negara maju baik Asia, Eropa maupun Amerika, terutama
untuk produk-produk agroindustri pangan. Bahkan Amerika Serikat telah
mensyaratkan agar produk-produk menggunakan manajemen pengawasan mutu dengan
HACCP mulai tanggal 18 Desember 1997 (Wirawan, 2001).
PT. Eastern
Pearl Flour Mills Makassar merupakan salah satu Industri pengelolaan gandum
yaitu pengelolaan berupa produk tepung terigu. Memiliki kapasitas penggilingan
gandum 2800 M ton per hari yang menghasilkan tepung industri berkualitas dan
produk sampingan,seperti lem plywood dan produk pellet sudah menjadi
tuntutan yang mutlak bagi PT. Eastern Pearl Flour Mills agar dapat mempertahankan
kualitas atau produk yang bermutu sesuai dengan tuntutan
Kebutuhan
konsumennya. Konsistensi untuk menghasilkan mutu produk yang sesuai dengan
tuntutan kebutuhan konsumen maka perlu adanya pengendalian mutu. Pengendalian
mutu memerlukan suatu perbaikan yang terus menerus (continuous improvement
product).
PT. Eastern Pearl
Flour Mills sangat menaruh perhatian pada terpeliharanya sistem
pengendalian mutu produk dan bantuan teknis secara rinci kepada pelanggannya.
Saat ini di perusahaan telah dikembangkan dan diterapkan sistem manajemen mutu
ISO 9.000:22.000 agar dapat lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan
untuk meningkatkan sistem manajemen perusahaan secara menyeluruh.
Perusahaan memiliki
laboratorium pengendalian mutu (QC) yang luas dan modern untuk memantau
kualitas produksi mulai dari penerimaan bahan baku gandum hingga produk jadi
supaya memenuhi standar nasional SNI maupun standar international. Selain itu,
juga mendapat dukungan penuh dari Pusat Penelitian Interflour yang berlokasi
di Kuala Lumpur, Malaysia. Konsistensi mutu produk-produk dapat diandalkan
berkat pengawasan pengendalian mutu yang berkesinambungan mulai dari bahan baku
sampai produk jadi yang dipadukan dengan pengalaman praktis dan keahlian teknis
yang didapatkan secara bertahun-tahun.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Gambarkan secara lengkap profil PT. Eastern
Pearl Flour Mills?
2.
Bagaimanakah Penanggung jawab proses
produksi dan pengendalian mutu PT. Eastern Pearl Flour Mills?
3.
Jelaskan uraian proses produksi PT. Eastern
Pearl Flour Mills?
4.
Jelaskan hasil produksi dan
pemanfaatannya pada PT. Eastern Pearl Flour Mills?
5.
Jelaskan Penerapan pengendalian mutu
perusahaan berdasarkan konsep Total Quality Management!
6.
Apa sajakah yang mempengaruhi kualitas
produk?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PROFIL
DAN DESKRIPSI PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS
Pabrik tepung terigu di Makassar
didirikan pada tahun 1972 dengan status PMA (Penanaman Modal Asing) dengan nama
PT. Prima Indonesia sampai dengan tahun 1984. Kemudian tahun 1984 menjadi PMDN
(Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan nama PT. Berdikari Sari Utama Flour
Mills, yang beralamat di Jalan Hatta no 302 dan jalan Nusantara Baru no 36
Makassar. Namun sejak tahun 2000 PT. Eastern Pearl Flour Mills diambil
alih oleh investor asing Interflour Group yang berkantor pusat di Swiss
kemudian terakhir tahun 2004 berganti nama menjadi PT. Eastern Pearl Flour
Mills.
Produk utama PT. Eastern
Pearl Flour Mills Makassar ada empat merek terigu yaitu merek Gunung,
Kompas, Gerbang dan Gatotkaca, semua terigu yang dihasilkan merupakan kualitas
utama. Tetapi biasanya dalam penggunaannya terdapat spesifikasi penggunaan yang
berbeda.
Untuk memuaskan
konsumen terigu, dalam mendapatkan terigu dengan mudah didirikan gudang-gudang
terigu di beberapa ibu kota provinsi, seperti Samarinda, Banjarmasin, Manado,
Lombok, Gorontalo dan Kupang. Untuk menyebarluaskan pengetahuan pembuatan roti
didirikan Pusat Pelatihan Bakery (Baking School) di setiap kota yang
memiliki gudang terigu PT. Eastern Pearl Flour Mills.
Total kapasitas
penggilingan gandum pada pabrik sebesar 2.800 ton/hari. Dengan bahan baku pokok
adalah biji gandum. Biji gandum diimpor dari Australia, Kanada, Amerika Serikat
dan Argentina.
Fasilitas Pabrik PT. Eastern
Pearl Flour Mills
1.
Unit milling
2.
Penerimaan gandum
3.
Silo gandum
4.
Silo tepung dan packing produk dan by produk
5. Pelletizing
(penggilingan dedak yang diolah menjadi pakan ternak)
6.
Gudang tepung dan pellet silo
7.
Energi meliputi listrik dan air
8.
Laboratorium
9.
Kantor seaside and cityside
10.
Fasilitas lainnya
Adapun fasilitas lain
yang dimiliki oleh PT. Eastern Pearl Flour Mills selain tersebut di
atas, yaitu: workshop, masjid, mushola, koperasi, toko koperasi, kantor
serikat pekerja, kantin, dan poliklinik.
B.
PENANGGUNG JAWAB PROSES PRODUKSI DAN PENGENDALIAN MUTU PT. EASTERN PEARL FLOUR
MILLS MAKASSAR
Dengan melihat
struktur organisasi perusahaan, maka dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab
dari beberapa bagian yang bertanggung jawab secara langsung dengan proses
produksi dan pengendalian mutu dari struktur tersebut:
1. Production
Development Quality Control Manager (PDQC)
Merencanakan,
mengkoordinasikan, memastikan seluruh fungsi dan tanggung jawab PDQC berjalan
secara efektif yang mencakup dari gandum yang masuk sampai produk tepung terigu
siap dikirim. Memastikan semua produk tepung terigu yang keluar dari pabrik
memenuhi kriteria kualitas sesuai dengan peruntukkannya. Menentukan gandum yang
akan digiling tepat sesuai dengan ketersediaan gandum yang ada.
2. Production
Manager
Merencanakan,
mengkoordinasikan, mengarahkan serta mengendalikan semua kegiatan dalam
departemen produksi, seperti proses cleaning dan milling. Membuat
prosedur untuk program pelaksanaan pekerjaan, memastikan kelancaran dan
efisiensi semua jenis pekerjaan di departemen produksi. Memastikan sanitasi dan
hygiene terhadap mesin dan peralatan produksi.
3. Shipping
Manager
Mengkoordinasikan
dan mengontrol harian kegiatan shipping, loading dan unloading
untuk incoming raw material dan pengisian di silo. Mendukung dan
melaksanakan semua cakupan ISO 9.000–22.000.
4. Quality
Assurance
Tugas
utama Quality Assurance Manager adalah mengkoordinasikan pengembang
aktivitas jaminan mutu di PT. Eastern Pearl Flour Mills. Bertanggung
jawab atas kebenaran hasil audit yang objektif. Bertanggung jawab terhadap
implementasi process control system di lapangan. Memonitor kontraktor
untuk semua proses sertifikasi dan memelihara hubungan baik dengan external
auditor.
5.
Packing-Warehouse Manager
Merencanakan produksi
harian, pengambilan material, mengontrol jalannya produksi, dan kebersihan pada
area flour packing serta menganalisa hasil produksi. Memastikan
pencapaian hasil produksi sesuai dengan target yang telah direncanakan setiap
bulan dan memastikan bahwa dalam pengoperasian mesin-mesin pendukung selalu
dalam keadaan normal dan sesuai dengan batas toleransi yang diizinkan untuk
pencapaian hasil produksi yang maksimal.
C.
URAIAN PRODUKSI PT.EASTERN PEARL FLOUR MILLS
Secara umum gandum
dibedakan menjadi dua jenis yaitu hard wheat (gandum berprotein tinggi)
dan soft wheat (gandum berprotein rendah). Gandum hampir seluruhnya
digunakan dalam industri pangan dalam bentuk tepung. Jadi penggilingan gandum
merupakan proses yang sangat berbeda dengan penggilingan beras, tepung yang
dibuat berwarna krem, karena zat warna zantrifil, warna tepung akan memutih
selama penyimpanan tetapi prosesnya lambat. Karena kesukaan konsumen akan
keputihan tepung penggunaan pemutih tepung telah banyak dipakai seperti benzl
peroksida, tetapi dalam hal ini perusahaan tidak menggunakan bahan pemutih.
Pengolahan gandum
merupakan proses penggilingan biji-biji gandum yang bertujuan untuk memisahkan endosperm
dari dedak, benih (germ) dan untuk menghancurkan endosperm menjadi
tepung.
Secara umum
kegiatan-kegiatan proses pengolahan biji gandum sampai menjadi tepung gandum
(terigu) adalah sebagai berikut :
1.
Penyiapan Bahan
Pada tahap ini
dimulai pada proses pemindahan gandum dari kapal ke tempat penampungan. Gandum
yang berasal dari Kanada, Australia, Argentina dan Saudi Arabia dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu, gandum keras atau hard wheat (Canada
Western Red Springs atau CWRS), gandum lunak atau soft wheat (Australian
Standard White atau ASW), dan medium wheat (Argentina wheat, Canada
Prairie Spring atau CPS). Biji gandum yang datang telah bersih dari ampasnya.
Biji gandum tersebut diangkut dengan kapal laut. Cara pemindahan dilakukan oleh
alat penghusap (telescope boaur) ke menara penampung melalui alat
pemindah (conveyor) biji gandum diantar
ke unit penimbangan untuk disimpan di tempat penampungan (silo). Dalam
melakukan penyimpangan gandum perusahaan hanya memiliki satu tempat penyimpanan
gandum (wheat silo) yang terletak di Sea Side Plant dengan
kapasitas simpannya adalah 117,940 mt.
Gandum
yang dipesan dikirim melalui kapal pengangkut, dimana kapal pengangkut ini
memiliki lot size 25.000 mt gandum untuk satu kali kedatangan.
Berdasarkan hasil wawancara, untuk lot size gandum Gatotkaca dengan supplier
yang sama pada kapal yang sama pula, yakni gandum B3 sebesar 20.000 mt dan
gandum B4 sebesar 5.000 mt. Sedangkan untuk lot size gandum Gatotkaca
dengan supplier yang berbeda pada kapal yang berbeda, yakni gandum B3
sebesar 20.000 mt dan gandum B4 sebesar 15.000 – 20.000 mt.
2. Pembersihan Gandum
Sebelum
digiling, gandum sebagai bahan baku tepung mengandung material asing (impurities)
yang harus dipisahkan supaya tepung yang dihasilkan mempunyai mutu yang baik. Impurities
tersebut dapat berupa (benda logam, pasir, debu, batu, kayu plastik, kulit
gandum, bunga gandum, biji gandum, dan biji-bijian lainnya. Prinsip dasar
pembersihan gandum berdasarkan peralatan/mesin yang digunakan ialah berdasarkan
ukuran, tahanan dry stoner udara, berat jenis, bentuk, panjang, sifat
magnet, gesekan, dan warna. Ada dua cara pembersihan gandum, yaitu pertama
melalui saringan dan pembersihan udara. Cara alat ini adalah gandum dimasukkan
ke saringan yang bergoyang yang disertai dengan hembusan udara, sehingga
terjadi pemisahan berdasarkan ukuran, diameter, dan berat biji. Alat ini biasa
disebut TRC dan kedua melalui separator cara alat ini bekerja untuk memisahkan
gandum dengan tangkai, batu dan besi melalui rout separator untuk
memisahkan biji besi dan logam lainnya. Selanjutnya, dibersihkan lagi dari
batu-batu kerikil melalui dry stoner untuk memisahkan kulit-kulit luar
dari biji gadum, melalui conveyer kemudian gandum dipindahkan ke air
lock untuk ditampung ke silo pengkondisi (condition in bin)
3. Proses Pra Penggilingan
Gandum
sebelum digiling dibasahi dengan air di “wheat dampening” hal ini
bertujuan agar endosperon mudah terpisah dari endosperon, endosperon menjadi
lunak, moisture tepung yang sesuai quality guide serta brand menjadi
liat dan elastic.
Pada
waktu proses pelaksanaan dampening harus diperhatikan beberapa hal yaitu
yang pertama, waktu dampening tergantung dari sifat endosperm (hard
wheat memerlukan waktu 18-24 jam sedangkan soft wheat memerlukan
waktu 4-12 jam). Kedua, pada saat proses dampening waktu harus
diperhatikan sebab waktu yang kurang lama akan menyebabkan endosperon keras dan
brand masih basah sedangkan yang terlalu lama akan mengakibatkan endosperon
lunak, lengket dan bran menjadi kering.
Ketiga,
periode pembasahan dipengaruhi oleh kelembaban awal dan kekerasan biji gandum.
Pemberian air dilakukan oleh alat penyomprot dengan uap basah dalam ruang
tertutup dan dilakukan pencampuran. Biji gandum kategori soft wheat diberi
air 14,5 – 14,8% dan untuk hard wheat 15,0 – 16,0% biji gandum yang
telah dibasahi diantar ke wheat tampering selama 38 – 48 jam (hard
wheat) dan 12 – 24 jam (soft wheat).
4. Proses Penggilingan/Milling Process
Prinsip
utama proses penggilingan ialah memisahkan endosperm dari bran dan germ.
Mereduksi endosperm menjadi tepung dengan ekstraksi tinggi dan ash content yang
rendah (kualitas tepung yang baik). Proses penggilingan gandum dibagi atas tiga
proses yaitu:
1.
Breaking Process atau Proses Pemecahan
Pada proses ini
endosperm merelase, bran/germ memecahkan endosperm tersebut menjadi
semolina dan middling kemudian menghasilkan break flour. Mengusahakan
bran powder menjadi sekecil mungkin (ideal tidak ada bran powder).
Umumnya proses ini terdiri atas empat tingkat break first break (B1) s/d
fourth break (B4) dan lima tingkat break first break (B1) s/d fifth
break (B5). Proses pemecahan mengunakan break rollers mills (fluted
rolls) dan break sifter. Pada tingkat akhir break proses (finishing),
endosperm merelase dari bran menjadi middling dan tepung dengan
menggunakan bran finisher dan vibrio finisher . Proses pemecahan
atau breaking process terdiri atas lima tahapan yaitu first break
process, second process, third break process, fourth break
process, dan fifth process. First break process (pemecahan pertama),
pada tahapan ini inlet produk B1 roller/gandum yang bersih dibuka/dipecahkan
dengan memakai roller yang bergigi. Handling produk dari roller
ke plant sifter dengan pneumatic system. Plansifter , produk dari
roller B1 akan diayak menjadi B2 produk atau B2 C produk dan B2 F
produk, coarse semolina, fine semolina, middling, dan
tepung. Relased test, banyaknya coarse semolina, fine semolina,
middling dan tepung yang dihasilkan oleh tepung first break.
Second break
process (proses pemecahan kedua), pada tahapan ini inlet produk B2 roller
yaitu B2 produk dari sifter B1 . Bran akan dipecahkan dengan memakai
fluted roller serta handling produk ke pneumatic system.
Secound break sifter produk diayak menjadi B3 C produk B3 F produk, coarse
semolina, fine semolina, middling, dan tepung. Relased
test ke banyaknya coarse semolina, coarse semolina, middling
dan tepung yang dihasilkan oleh proses second break. Third break proses
(proses pemecahan ke tiga), pada tahapan ini inlet produk B3 C roller dan B3 F roller
adalah B3 C produk dan B3 F produk dari sifter B2. Bran kandungan endosperon
sedikit akan dipecahkan menggunakan fluted roller serta handling produck
ke pneumatic system. Third break sifter 1 produk diayak menjadi B4 C
produk dan B4 F produk, tailing produk, middling, dan tepung. Relased
test ke banyak tailing produk, middling dan tepung yang
dihasilkan oleh proses ini. Fourth break process (proses pemecahan ke
empat), pada tahapan ini inlet produk B4 C roller dan B4 F roller adalah
B4C produk dan B4 F produk dari sifter B3. Bran kandungan endosperon
sedikit akan dipecahkan menggunakan fluted roller serta handling
produk ke pneumatic system. Third break sifter 1 produk
diayak menjadi B5 C produk dan B5 F produk, tailing produk, dan middling.
Relased test ke banyak tailing produk, middling dan tepung
yang dihasilkan oleh proses ini. Fifth break process (proses pemecahan
ke lima), pada tahapan ini inlet produk B5 C roller dan B5 F roller adalah
B5C produk dan B5 F produk dari sifter B4. Bran akan (kandungan endosperon sangat sedikit dan dekat
dengan aleirone cell) dipecahkan menggunakan fluted roller serta handling
product ke pneumatic system. Fifth break sifter 1 produk diayak
menjadi coarse bran dan fine bran, tailing produck, middling,
dan tepung. Relased test ke banyak tailing produk, middling dan
tepung yang dihasilkan oleh proses ini.
b.
Purification Process/ Proses Pemurnian
Pada proses
pemurnian ini terjadi pemisahan semolina dan middling dari bran supaya
semolina dan middling menjadi bersih. Mengklasifikasi semolina dan middling
bersih menjadi coarse semolina, fine semolina, coarse middling,
dan fine middling. Purifier bertujuan untuk memisahkan partikel bran
yang terdapat pada semolina atau middling sehingga pada proses zising
dan proses middling endosperon yang digiling adalah pure semolina
atau pure middling dan tepung yang dihasikan mempunyai kualitas yang
baik. Prinsip kerja dari proses pemisahan oleh purifier ialah sifting
proses, aspiration proses, dan shaking proses.
2.
Reduction Process
Pada proses ini
semolina mereduksi menjadi middling dan tepung. Proses ini juga disebut zising
process. Mereduksi middling menjadi tepung proses ini disebut middling
process selanjutnya dilakukan tailing process. Reduction proses
dibagi atas tiga proses yaitu zising process, middling process,
dan tailing process. Proses pertama, zising process atau yang
biasa disebut zising sifter adalah memisahkan bran atau germ,
memisahkan endosperm menurut ukuran dan menghasilkan tepung. Terdiri dari 2
atau 3 tingkat saja, ekstraksi tepung tidak terlalu banyak, umumnya dipakai smoot
rool, differential speed 1,5-1,9, dan Flour cover bervariasi
antara 112-145. Proses kedua, middling proces terdiri dari 6-10 tingkat.
Middling proses dibagi menjadi tiga tingkat yaitu kualitas satu middling
dari endosperm bagian tengah (ash rendah), Kualitas dua middling dari
endosperm antara tengah dan pinggir (ash tinggi), dan kualitas 3 middling dari
endosperm bagian pinggir (ash sangat tinggi). Umumnya pada proses ini digunakan
smoot roll dengan differential speed 1,2-1,5. Proses yang ketiga,
tailing proses atau biasa disebut tailing sifter yaitu memisahkan
bran atau germ, tepung, dan middling menurut ukuran. Terdiri dari 2 atau
3 tingkat saja dengan ekstraksi tepung sedikit. Umumnya menggunakan smoot
roll dengan different speed 1,1-1,2. Pada proses ini middling mereduksi
tanpa memecahkan bran dan membuat germ menjadi flat sehingga mudah dipecahkan
dengan flour cover bervariasi antara 100 μ - 125μ
5. Proses Pengepakan
Tepung terigu
ditampung dalam silo yang terdiri dari tabung besar dialirkan melalui pipa-pipa
ke unit pengantongan yang dilengkapi dengan alat penimbang otomatis. Kantong
tepung terigu yang tersedia ditumpahkan ke alat “hopper” sehingga secara
serentak hopper terbuka dan mengalirkan tepung terigu ke 50 dalam
kantong. Proses pengisian berlangsung setelah volume yang diinginkan tercapai
secara otomatis.
D. HASIL PRODUKSI DAN PEMANFAATANNYA
Produk
yang dipasarkan dan diproduksi oleh PT. Eastern Pearl Flour Mills terdiri
dari dua bagian yaitu : produk utama dan produk sampingan adapun produk utama
yang dihasilkan yaitu tepung terigu dan produk sampingannya yaitu tepung industry,
brand, pollard dan pelled.
1. Tepung Terigu
Tepung terigu
adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling biji gandum yang sehat dan
telah dibersihkan. Produk tepung terigu merupakan produk setengah jadi dan
kualitasnya antara lain dipengaruhi jumlah kandungan gluteinnya. Pembuatan
tepung terigu harus menggunakan bahan baku biji gandum yang belum mengalami
kerusakan mekanis, biologis maupun mikro biologis, biji gandum yang akan
digiling harus memenuhi standar mutu yang berlaku bagi biji gandum.
Tepung terigu
dapat dibagi dalam 3 bagian/faktor yaitu umum, khusus, dan tambahan gizi. Umum,
tepung terigu yang baik diperoleh dari tepung gandum yang bersih, kotoran dan
pembasmi hama serta memenuhi syarat-syarat sebagai bahan utama sebelum diolah.
Khusus, tepung terigu yang berkualitas dinyatakan sebagai gabungan dari kadar
protein, kekuatan glutenin, derajat warna, kadar maltose, dan sifat fisik
adonan. Tambahan gizi, tepung terigu yang mendapat bahan tambahan untuk
memenuhi peryaratan kualitas tepung terigu.
Kriteria lain
yang menentukan kualitas tepung terigu yang baik meliputi protein tepung terigu
untuk pembuatan roti tawar/manis adalah 12 – 14% untuk crakers 10 – 12%
untuk kue-kue 9 – 10% dan 8 – 9% untuk biskuit dan kue pie jenis-jenis protein
yang penting dalam tepung terigu adalah albumin, globulin, dan gliadin.
Selanjutnya prosentase daya serap air (memengaruhi volume adonan terutama pada produk
mie) dan ukuran partikel sifat (memengaruhi kesan cerah pada tepung terigu).
Sebelum tahun 1998 semua penjualan dan distribusi produk-produk PT. Eastern
Pearl Flour Mills ditentukan oleh logistik (bulog). Saat ini penjualan dan
distribusi produk ditentukan oleh perusahaan sendiri dengan merek-merek dagang:
cap Gunung (isi protein min 14,0%), cap Kompas (isi protein min 11,5%) dan cap
Gatotkaca (isi protein min 10,5%). Berdasarkan ketetapan pemerintah perusahaan
menyalurkan produk-produk ke daerah Indonesia bagian timur seperti Sulawesi,
Maluku, Irian jaya, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
dan Kalimantan Tengah. Selain itu perusahaan juga menyalurkan produk berupa bran,
pollar, dan pellet. Produk ini diekspor ke luar negeri seperti
Korea Selatan, Taiwan, Jepang dan negara-negara Asia lainnya
2. Produk Sampingan
a. Tepung
industri merupakan bahan pembuat lem kayu lapis, tepung industri ini dikemas
dan dipasarkan pada perusahaan-perusahaan pembuatan kayu lapis.
b. Brand juga
merupakan produk sampingan pembuatan tepung terigu yang dipasarkan ke konsumen
untuk dijadikan sebagai pakan ternak.
c. Pollar juga
merupakan produk sampingan pembuatan tepung terigu yang dipasarkan ke konsumen
untuk dijadikan sebagai pakan ternak.
d. Pellet merupakan
campuran brand pollar yang dipadatkan dan juga berfungsi sebagi pakan
tenak.
E. PENERAPAN PENGENDALIAN MUTU PERUSAHAAN BERDASARKAN KONSEP TQM
(TOTAL QUALITY MANAGEMENT)
Pengendalian
mutu terhadap produk pada PT. Eastren Pearl Plour Mills terdiri atas
tiga tahapan yaitu pada bahan baku, in process, dan produk jadi.
Pengendalian mutu dilakukan di laboraturium pengendalian mutu dengan cara
melakukan inspeksi setiap produksi tepung terigu berlangsung.
Pada tahapan pertama, yaitu saat biji gandum datang di pelabuhan lalu dipindahkan
dengan alat penghusap unit penimbangan kemudian disimpan pada tempat
penampungan/silo penyimpanan. Kemudian dibersihkan dan diberi air sebelum
digiling, pada tahap inilah untuk pertama kalinya pengambilan sampel dilakukan
untuk selanjutnya diuji pada laboratorium pengendalian mutu. Pengambilan sampel
pada inspeksi ini dilakukan setiap 500 ton satu kali, hal ini dilakukan dengan
cara uji kepadatan, warna biji gandum, dan kandungan/ kadar yang dimiliki
gandum apakah telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Cara
mengetahui kadar kandungan ash dan moisture pada gandum yaitu dengan menggiling
sendiri dengan alat giling gandum yang dimiliki laboratorium yang selanjutnya
di uji pada grain analyzer.
Pada tahapan kedua, gandum yang telah bersih di milling/digiling sesuai dengan
spesifikasinya. Pada tahapan ini terjadi inspeksi yang kedua yaitu pengambilan
sampel pada mesin milling yang bertujuan untuk mengontrol apakah
kadar/kandungan gandum yang telah digiling tetap terjaga. Inspeksi ini
dilakukan per dua jam produksi. Inspeksi dilakukan di laboratorium pengendalian
mutu, pada tahapan ini inspeksi dilakukan dengan dua metode yaitu metode manual
dan praktis yang dalam hal ialah pengujian kadar ash dan moisture . Metode
standar menggunakan oven sedangkan metode praktisnya menggunakan alat uji grain
analyzer yaitu alat pengukur ash dan moisture. Perubahan kadar ash dan
kadar moisture biasanya dipengaruhi oleh suhu, udara dan settingan mesin yang
tidak sesuai. Ketika kadar ash dan moisture tidak sesuai dengan standar, maka
pihak laboratorium wajib melaporkan/menegur pihak milling agar
memerhatikan kembali settingan mesin milling yang sedang menggiling
gandum. Tindakan pengendalian mutu tersebut merupakan upaya untuk menjaga
kualitas hasil milling agar dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan, yaitu
standar berdasarkan ISO 9.000-22.000, SNI, dan standar yang telah ditetapkan
sendiri oleh perusahaan. Standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan biasanya
berdasarkan dengan kompetitor dan permintaan konsumen.
Pada tahapan ketiga, yaitu pada saat produk tepung terigu sudah berada dalam
kemasan/produk jadi. Pada tahapan ini inspeksi dilakukan dengan cara
pengambilan sampel pada tepung terigu yang telah dikemas, pengambilan sampel
dilakukan tiap dua jam produksi. Tiap merek memiliki kualitas atau kadar
kandungan yang berbeda-beda maka dengan adanya pengendalian mutu ini perusahaan
dapat menjamin kualitas produknya. Tiap produk memiliki nomor produksi dan tiap
nomor produksi memiliki quality assurance. Quality assurance merupakan
tanggung jawab penuh dari laboratorium pengendalian mutu. Laboratorium memiliki
data-data kadar kandungan tiap nomor produksi produk, hal inilah yang menjadi
dasar quality assurance PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar.
F.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PRODUK
Faktor-faktor utama
yang berpengaruh pada kualitas produk. Empat kategori yang biasanya ada dalam
diagram sebab akibat yaitu: materi/bahan baku, mesin/peralatan, manusia, dan
metode. Inilah yang disebut 4M yang merupakan penyebab. Keempat kategori ini
memberikan suatu daftar periksa yang baik untuk melakukan analisis awal.
Berdasarkan hasil branstorming dan pengamatan yang dilakukan ditemukan beberapa
faktor yang memengaruhi mutu kadar ash dan moisture pada in process produk
tepung terigu merek gatotkaca dan kompas yaitu: bahan baku, mesin/alat,
kemasan, lingkungan, metode, dan karyawan.
1. Bahan Baku
Bahan baku utama dalam produksi PT. Eastern Pearl
Flour Mills adalah biji gandum yang berasal dari beberapa negara yang
terdiri atas dua jenis gandum yaitu hard wheat dan soft wheat.
Mutu biji gandum yang datang setiap harinya berbeda-beda, kualitas biji gandum
ini dipengaruhi oleh sterilisasi kontener pengantar gandum, cuaca dan suhu.
Cuaca hujan biasanya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, yaitu dalam
menjaga suhu gandum sampai pada produk jadi. Kadar moisture dan ash bahan
baku dapat berubah-ubah, untuk itu dilakukan pengendalian agar kualitas gandum
yang akan digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ketika kadar
ash dan moisture bahan baku tinggi akan menghasilkan kualitas gandum yang buruk
sehingga produk tidak akan diterima oleh konsumen. Standar kualitas PT. Eastern
Pearl Flour Mills Makassar harus lolos dari standar yang ditetapkan yaitu
SNI, ISO 22.000, dan standar tersendiri yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Mesin/Alat
Mesin atau
peralatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menghasilkan produk yang
bermutu. Mesin/alat yang digunakan PT. Eastern Pearl Flour Mills antara
lain : silo, roller, milling, sifter, dan ruther. Beberapa
alat yang digunakan dalam pengendalian mutu pada laboratorium yaitu oven uji
penguji kadar dan grain analyzer yang mampu menganalisa berapa persen
kadar kandungan yang terdapat pada tepung terigu. Selain itu ada beberapa alat
penunjang uji mutu lainnya seperti tabung reaksi, mikroskop, alat uji tekstur
tepung terigu dll. Mesin/alat membutuhkan perawatan yang khusus agar kinerjanya
optimal, perawatan yang dilakukan berupa mensterilkan alat
3. In Process
Pada in
process terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, intinya ialah merupakan
proses penggilingan gandum yang selanjutnya akan menghasilkan tepung terigu.
Kualitas in process sangat menentukan proses milling atau
penggilingan prosess ini dipengaruhi oleh settingan mesin, suhu dan kelembaban.
Settingan mesin merupakan hal yang paling penting harus diperhatikan oleh
karyawan produksi, karena sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kadar
ash dan moisture gandum yang sedang digiling. Ketika kadar ash dan moisture tidak
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, maka dengan segera pihak
laboratorium akan melaporkan/menegur kepada pihak milling untuk
mengecek/ merubah settingan mesin agar tetap menjaga kadar ash dan moisture
seperti yang diinginkan. Pada saat milling kadar moisture akan mengalami
penurunan 4-5% hal ini terjadi karena adanya proses penggilingan yang
mengakibatkan menurunnya kadar moisture walaupun sebelum penggilingan gandum
ditambahkan air agar mudah memperoleh bagian tepung yang terdapat pada inti
gandum. Sedangkan untuk kadar ash, pada proses inilah kadar ash muncul,
terjadinya penggilingan pada gandum mengakibatkan terpecahnya/terpisahnya
bagian tepung dan bukan tepung pada gandum
4. Lingkungan
Faktor
lingkungan merupakan suasana dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya
yang dalam hal ini ialah lingkungan kerja pada saat proses milling dilakukan.
Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi kinerja karyawan produksi pada PT. Eastern
Pearl Flour Mills Makassar yaitu temperatur, suhu, kelembaban, sirkulasi
udara, kebisingan, kebersihan, dan penerangan. Beberapa faktor lingkungan
tersebut memengaruhi kualitas milling, suhu dan kelembaban seringkali
mempengaruhi tinggi rendahnya kadar ash dan moisture. Lingkungan yang baik akan
memengaruhi kinerja karyawan , semakin baik lingkungannya semakin tinggi juga
produktivitasnya dalam meningkatkan kualitas produk
5. Metode Uji
In
process tepung terigu Gatotkaca dan Kompas harus melewati tahap
pengujian laboratorium mutu. Laboratorium telah memiliki standar tersendiri
untuk menyatakan apakah suatu milling itu dikatakan lolos uji atau tidak
yang selanjutnya laboratorium akan menyatakan produk tersebut siap untuk
dikemas. Metode ujI dilakukan per dua jam produksi, pengujian dilakukan
dilaboratorium pengendalian mutu perusahaan. pengujian kadar ash dan moisture
dilakukan dengan metode manual dan praktis. Setiap produk yang dinyatakan lolos
akan mendapatkan quality assurance. Setiap produk/merek memiliki
spesifikasi kadar kandungan yang berbeda-beda. Begitu pula dengan produk
Gatotkaca dan Kompas. Standar maksimum kadar ash Gatotkaca max 0,70% dan untuk
standar maksimum kadar moisture Gatotkaca max 14,02%. Sedangkan untuk produk
Kompas memiliki standar maksimum kadar ash max 0,60% dan untuk standar maksimum
kadar moisture max 14,20% ketika proses milling berlangsung.
6. Karyawan
Karyawan
produksi yang bertugas atau operator yang bertugas harus berkonsentrasi penuh
dalam mengendalikan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses milling.
Kedisiplinan dan ketelitian merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki
oleh karyawan laboratorium dalam menguji kandungan bahan baku, in process dan
produk akhir atau setiap kali dilakukan inspeksi.. Selain itu pula tingkat
pengetahuan karyawan akan in process sangat mempengaruhi kinerja
karyawan dalam menjaga pengendalian mutu in process
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Pengendalian
mutu pada PT. Eastern Pearl Flour Mills terbagi menjadi tiga tahapan
yaitu pengendalian mutu bahan baku, in process, dan produk akhir. Agar
kualitas in process terjamin, perusahaan dilengkapi dengan laboratorium
pengendalian mutu memenuhi syarat untuk melakukan pengujian secara fisik dan
kimia.
2. Berdasarkan
diagram sebab akibat diperoleh faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi mutu in
process tepung terigu PT. Eastern Pearl Flour Mills. Faktor-faktor
penyebab tersebut, yaitu bahan, in process, metode uji, SDM, lingkungan,
dan mesin.
3. Teknik
perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan menuju agar memenuhi pengendalian
mutu statistikal ialah dengan cara meningkatkan kinerja dan ketelitian pekerja
produksi dan laboratorium.
B.
SARAN
Saran yang dapat diberikan
ialah:
1.
Pengendalian mutu in process
sebaiknya lebih ditingkatkan. Peningkatan dapat dilakukan dengan pengecekan
khusus pada setiap nomer sampel yang memenuhi keriteria tidak terkendali,
pengecekan bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi suatu sampel
tidak terkendali.
2.
Kelembaban, suhu, dan setingan
mesin saat in process harus lebih diperhatikan, agar tingginya kadar ash
dan moisture tetap terjaga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
3.
Pengecekan mesin harus rutin
dilakukan agar kinerja dari mesin tetap stabil.
4.
Pengecekan terhadap alat uji lebih
ditingkatkan. Metode pengujian yang digunakan harus lebih dipahami, sehingga
parameter mutu yang diuji memiliki hasil yang akurat.
5.
Pelatihan dan seminar-seminar
khusus sebaiknya diberikan kepada para karyawan laboratorium dan produksi agar
meningkatkan pengetahuan dan kinerja para karyawan.
6.
Penggunaan pengendalian mutu
statistikal sebaiknya digunakan dalam pengendalian mutu perusahaan, karena
pengendalian mutu statistikal lebih akurat dan fleksibel.
DAFTAR PUSTAKA
www.INTERFLOUR Group -
PT Eastern Pearl Flour Mills.htm
www. Sistem
Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000.htm
www. Perdagangan
Interflour.htm