Senin, 04 Desember 2017

BAKSO BOEDJANGAN

Hello...guys !!! Sowry baru muncul lagi nihh soalnya kerjaan numpuk dan banyak yg mesti aku beresin selama setahun ini. Oh iyaa kali ini aku mau merekomendasikan Salah satu Bakso favorit yg lagi booming d Makassar. Tentunya bakso dengan kualitas daging segar yg ketika d gigit terasa bangett dan lumer d lidah.
Singkat cerita, siang kemrin ketika pengen makan siang bersama teman Kantor aku kepengen banget makan bakso yg lagi hitzz itu. Terus temen2 juga pada mau kesana, jadi nda perlu panjang lebar langsunggg cusssss.
Setiba dsna aku pesen Bakso Keju tp syangnya bakso keju nya abis. Cepet bangeeettt abisnya jadi sedih soalnya favorit aku Keju. Terus pesen Bakso Keju Mozarella dan ternyata juga abissss. daaann terpaksa aku pesen Bakso Pedas. hmm harganya juga lumayan bisa di jangkau. Semangkok Bakso mulai harga 25K.



Bakso Boedjangan ini terletak d JL. AP. Pettarani III. Pokoknyaaa dijamin enak dan TOP BINGO !!!

Kamis, 10 November 2016

GRADUATION


 
Alhamdulillah LULUS dengan IPK Cumlaude adalah jerih payah selama 4 tahun kuliah. Meski tidak dapat menjadi wisudawan terbaik, tapi saya yakin kelak saya akan menjadi anak yang tebaik untuk kedua orang tua. Amin

Minggu, 14 Juni 2015

Laporan Study Lapangan PT.Eastern Pearl Flour Mills

LAPORAN STUDY LAPANGAN


OLEH KELOMPOK 3:

ZUKIRAH ILMIANA
SARFIAH ABDUL AZIS
HUSNAWATI
RESKI
MIRAWATI
AHMAD MUSAFIR AGUNG

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKNOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Daya saing perusahaan dan organisasi semakin ketat pada era globalisasi dan liberalisasi pangan, sehingga kelangsungan organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada kemampuan untuk memberikan respon terhadap berbagai perubahan. Umumnya perubahan yang terjadi berupa peningkatan mutu, modifikasi produk, dan perubahan yang baik bersifat internal maupun eksternal (Saulina, 2009).
Mutu penting artinya dan merupakan satu faktor keunggulan yang kompetitif. Kedudukan mutu sangat penting sejak persaingan pasar dunia yang semakin ketat. Persaingan yang ketat tersebut antara lain dipicu oleh kondisi globalisasi yang semakin cepat kemajuannya. Aliran modal, sumber daya, dan produk semakin bebas menembus batas-batas antar negara. Sehubungan dengan itu, produk luar negeri semakin bebas memasuki pasar domestik. Perusahaan yang mampu berproduksi dengan mutu keluaran yang tinggi, dan harga yang bersaing akan cenderung menguasai pasar.
Beberapa jenis pengendalian mutu yang akhir-akhir ini umum dipakai adalah ISO (International Organisation For Standardization) 9000 dan HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point). Kedua jenis pengendalian mutu ini diperlukan untuk menembus pasar negara-negara maju baik Asia, Eropa maupun Amerika, terutama untuk produk-produk agroindustri pangan. Bahkan Amerika Serikat telah mensyaratkan agar produk-produk menggunakan manajemen pengawasan mutu dengan HACCP mulai tanggal 18 Desember 1997 (Wirawan, 2001).
PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar merupakan salah satu Industri pengelolaan gandum yaitu pengelolaan berupa produk tepung terigu. Memiliki kapasitas penggilingan gandum 2800 M ton per hari yang menghasilkan tepung industri berkualitas dan produk sampingan,seperti lem plywood dan produk pellet sudah menjadi tuntutan yang mutlak bagi PT. Eastern Pearl Flour Mills agar dapat mempertahankan kualitas atau produk yang bermutu sesuai dengan tuntutan  
Kebutuhan konsumennya. Konsistensi untuk menghasilkan mutu produk yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan konsumen maka perlu adanya pengendalian mutu. Pengendalian mutu memerlukan suatu perbaikan yang terus menerus (continuous improvement product).
PT. Eastern Pearl Flour Mills sangat menaruh perhatian pada terpeliharanya sistem pengendalian mutu produk dan bantuan teknis secara rinci kepada pelanggannya. Saat ini di perusahaan telah dikembangkan dan diterapkan sistem manajemen mutu ISO 9.000:22.000 agar dapat lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan untuk meningkatkan sistem manajemen perusahaan secara menyeluruh.
Perusahaan memiliki laboratorium pengendalian mutu (QC) yang luas dan modern untuk memantau kualitas produksi mulai dari penerimaan bahan baku gandum hingga produk jadi supaya memenuhi standar nasional SNI maupun standar international. Selain itu, juga mendapat dukungan penuh dari Pusat Penelitian Interflour yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Konsistensi mutu produk-produk dapat diandalkan berkat pengawasan pengendalian mutu yang berkesinambungan mulai dari bahan baku sampai produk jadi yang dipadukan dengan pengalaman praktis dan keahlian teknis yang didapatkan secara bertahun-tahun.

B.            RUMUSAN MASALAH
1.             Gambarkan secara lengkap profil PT. Eastern Pearl Flour Mills?
2.             Bagaimanakah Penanggung jawab proses produksi dan pengendalian mutu PT. Eastern Pearl Flour Mills?
3.             Jelaskan uraian proses produksi PT. Eastern Pearl Flour Mills?
4.             Jelaskan hasil produksi dan pemanfaatannya pada PT. Eastern Pearl Flour Mills?
5.             Jelaskan Penerapan pengendalian mutu perusahaan berdasarkan konsep Total Quality Management!
6.             Apa sajakah yang mempengaruhi kualitas produk?

BAB II
PEMBAHASAN

A.  PROFIL DAN DESKRIPSI PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS
Pabrik tepung terigu di Makassar didirikan pada tahun 1972 dengan status PMA (Penanaman Modal Asing) dengan nama PT. Prima Indonesia sampai dengan tahun 1984. Kemudian tahun 1984 menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan nama PT. Berdikari Sari Utama Flour Mills, yang beralamat di Jalan Hatta no 302 dan jalan Nusantara Baru no 36 Makassar. Namun sejak tahun 2000 PT. Eastern Pearl Flour Mills diambil alih oleh investor asing Interflour Group yang berkantor pusat di Swiss kemudian terakhir tahun 2004 berganti nama menjadi PT. Eastern Pearl Flour Mills.
Produk utama PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar ada empat merek terigu yaitu merek Gunung, Kompas, Gerbang dan Gatotkaca, semua terigu yang dihasilkan merupakan kualitas utama. Tetapi biasanya dalam penggunaannya terdapat spesifikasi penggunaan yang berbeda.
Untuk memuaskan konsumen terigu, dalam mendapatkan terigu dengan mudah didirikan gudang-gudang terigu di beberapa ibu kota provinsi, seperti Samarinda, Banjarmasin, Manado, Lombok, Gorontalo dan Kupang. Untuk menyebarluaskan pengetahuan pembuatan roti didirikan Pusat Pelatihan Bakery (Baking School) di setiap kota yang memiliki gudang terigu PT. Eastern Pearl Flour Mills.
Total kapasitas penggilingan gandum pada pabrik sebesar 2.800 ton/hari. Dengan bahan baku pokok adalah biji gandum. Biji gandum diimpor dari Australia, Kanada, Amerika Serikat dan Argentina.
Fasilitas Pabrik PT. Eastern Pearl Flour Mills
1. Unit milling
2. Penerimaan gandum
3. Silo gandum
4. Silo tepung dan packing produk dan by produk
5. Pelletizing (penggilingan dedak yang diolah menjadi pakan ternak)
6. Gudang tepung dan pellet silo
7. Energi meliputi listrik dan air
8. Laboratorium
9. Kantor seaside and cityside
10. Fasilitas lainnya
Adapun fasilitas lain yang dimiliki oleh PT. Eastern Pearl Flour Mills selain tersebut di atas, yaitu: workshop, masjid, mushola, koperasi, toko koperasi, kantor serikat pekerja, kantin, dan poliklinik.

B. PENANGGUNG JAWAB PROSES PRODUKSI DAN PENGENDALIAN MUTU PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAKASSAR
Dengan melihat struktur organisasi perusahaan, maka dapat diuraikan tugas dan tanggung jawab dari beberapa bagian yang bertanggung jawab secara langsung dengan proses produksi dan pengendalian mutu dari struktur tersebut:

1. Production Development Quality Control Manager (PDQC)
Merencanakan, mengkoordinasikan, memastikan seluruh fungsi dan tanggung jawab PDQC berjalan secara efektif yang mencakup dari gandum yang masuk sampai produk tepung terigu siap dikirim. Memastikan semua produk tepung terigu yang keluar dari pabrik memenuhi kriteria kualitas sesuai dengan peruntukkannya. Menentukan gandum yang akan digiling tepat sesuai dengan ketersediaan gandum yang ada.
2. Production Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan serta mengendalikan semua kegiatan dalam departemen produksi, seperti proses cleaning dan milling. Membuat prosedur untuk program pelaksanaan pekerjaan, memastikan kelancaran dan efisiensi semua jenis pekerjaan di departemen produksi. Memastikan sanitasi dan hygiene terhadap mesin dan peralatan produksi.
3. Shipping Manager
Mengkoordinasikan dan mengontrol harian kegiatan shipping, loading dan unloading untuk incoming raw material dan pengisian di silo. Mendukung dan melaksanakan semua cakupan ISO 9.000–22.000.
4. Quality Assurance
Tugas utama Quality Assurance Manager adalah mengkoordinasikan pengembang aktivitas jaminan mutu di PT. Eastern Pearl Flour Mills. Bertanggung jawab atas kebenaran hasil audit yang objektif. Bertanggung jawab terhadap implementasi process control system di lapangan. Memonitor kontraktor untuk semua proses sertifikasi dan memelihara hubungan baik dengan external auditor.
5. Packing-Warehouse Manager
Merencanakan produksi harian, pengambilan material, mengontrol jalannya produksi, dan kebersihan pada area flour packing serta menganalisa hasil produksi. Memastikan pencapaian hasil produksi sesuai dengan target yang telah direncanakan setiap bulan dan memastikan bahwa dalam pengoperasian mesin-mesin pendukung selalu dalam keadaan normal dan sesuai dengan batas toleransi yang diizinkan untuk pencapaian hasil produksi yang maksimal.

C. URAIAN PRODUKSI PT.EASTERN PEARL FLOUR MILLS
Secara umum gandum dibedakan menjadi dua jenis yaitu hard wheat (gandum berprotein tinggi) dan soft wheat (gandum berprotein rendah). Gandum hampir seluruhnya digunakan dalam industri pangan dalam bentuk tepung. Jadi penggilingan gandum merupakan proses yang sangat berbeda dengan penggilingan beras, tepung yang dibuat berwarna krem, karena zat warna zantrifil, warna tepung akan memutih selama penyimpanan tetapi prosesnya lambat. Karena kesukaan konsumen akan keputihan tepung penggunaan pemutih tepung telah banyak dipakai seperti benzl peroksida, tetapi dalam hal ini perusahaan tidak menggunakan bahan pemutih.
Pengolahan gandum merupakan proses penggilingan biji-biji gandum yang bertujuan untuk memisahkan endosperm dari dedak, benih (germ) dan untuk menghancurkan endosperm menjadi tepung.
Secara umum kegiatan-kegiatan proses pengolahan biji gandum sampai menjadi tepung gandum (terigu) adalah sebagai berikut :

1. Penyiapan Bahan
Pada tahap ini dimulai pada proses pemindahan gandum dari kapal ke tempat penampungan. Gandum yang berasal dari Kanada, Australia, Argentina dan Saudi Arabia dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu, gandum keras atau hard wheat (Canada Western Red Springs atau CWRS), gandum lunak atau soft wheat (Australian Standard White atau ASW), dan medium wheat (Argentina wheat, Canada Prairie Spring atau CPS). Biji gandum yang datang telah bersih dari ampasnya. Biji gandum tersebut diangkut dengan kapal laut. Cara pemindahan dilakukan oleh alat penghusap (telescope boaur) ke menara penampung melalui alat pemindah (conveyor) biji  gandum diantar ke unit penimbangan untuk disimpan di tempat penampungan (silo). Dalam melakukan penyimpangan gandum perusahaan hanya memiliki satu tempat penyimpanan gandum (wheat silo) yang terletak di Sea Side Plant dengan kapasitas simpannya adalah 117,940 mt.
Gandum yang dipesan dikirim melalui kapal pengangkut, dimana kapal pengangkut ini memiliki lot size 25.000 mt gandum untuk satu kali kedatangan. Berdasarkan hasil wawancara, untuk lot size gandum Gatotkaca dengan supplier yang sama pada kapal yang sama pula, yakni gandum B3 sebesar 20.000 mt dan gandum B4 sebesar 5.000 mt. Sedangkan untuk lot size gandum Gatotkaca dengan supplier yang berbeda pada kapal yang berbeda, yakni gandum B3 sebesar 20.000 mt dan gandum B4 sebesar 15.000 – 20.000 mt.

2. Pembersihan Gandum
Sebelum digiling, gandum sebagai bahan baku tepung mengandung material asing (impurities) yang harus dipisahkan supaya tepung yang dihasilkan mempunyai mutu yang baik. Impurities tersebut dapat berupa (benda logam, pasir, debu, batu, kayu plastik, kulit gandum, bunga gandum, biji gandum, dan biji-bijian lainnya. Prinsip dasar pembersihan gandum berdasarkan peralatan/mesin yang digunakan ialah berdasarkan ukuran, tahanan dry stoner udara, berat jenis, bentuk, panjang, sifat magnet, gesekan, dan warna. Ada dua cara pembersihan gandum, yaitu pertama melalui saringan dan pembersihan udara. Cara alat ini adalah gandum dimasukkan ke saringan yang bergoyang yang disertai dengan hembusan udara, sehingga terjadi pemisahan berdasarkan ukuran, diameter, dan berat biji. Alat ini biasa disebut TRC dan kedua melalui separator cara alat ini bekerja untuk memisahkan gandum dengan tangkai, batu dan besi melalui rout separator untuk memisahkan biji besi dan logam lainnya. Selanjutnya, dibersihkan lagi dari batu-batu kerikil melalui dry stoner untuk memisahkan kulit-kulit luar dari biji gadum, melalui conveyer kemudian gandum dipindahkan ke air lock untuk ditampung ke silo pengkondisi (condition in bin)

3. Proses Pra Penggilingan
Gandum sebelum digiling dibasahi dengan air di “wheat dampening” hal ini bertujuan agar endosperon mudah terpisah dari endosperon, endosperon menjadi lunak, moisture tepung yang sesuai quality guide serta brand menjadi liat dan elastic.
Pada waktu proses pelaksanaan dampening harus diperhatikan beberapa hal yaitu yang pertama, waktu dampening tergantung dari sifat endosperm (hard wheat memerlukan waktu 18-24 jam sedangkan soft wheat memerlukan waktu 4-12 jam). Kedua, pada saat proses dampening waktu harus diperhatikan sebab waktu yang kurang lama akan menyebabkan endosperon keras dan brand masih basah sedangkan yang terlalu lama akan mengakibatkan endosperon lunak, lengket dan bran menjadi kering.
Ketiga, periode pembasahan dipengaruhi oleh kelembaban awal dan kekerasan biji gandum. Pemberian air dilakukan oleh alat penyomprot dengan uap basah dalam ruang tertutup dan dilakukan pencampuran. Biji gandum kategori soft wheat diberi air 14,5 – 14,8% dan untuk hard wheat 15,0 – 16,0% biji gandum yang telah dibasahi diantar ke wheat tampering selama 38 – 48 jam (hard wheat) dan 12 – 24 jam (soft wheat).

4. Proses Penggilingan/Milling Process
Prinsip utama proses penggilingan ialah memisahkan endosperm dari bran dan germ. Mereduksi endosperm menjadi tepung dengan ekstraksi tinggi dan ash content yang rendah (kualitas tepung yang baik). Proses penggilingan gandum dibagi atas tiga proses yaitu:

1.      Breaking Process atau Proses Pemecahan
Pada proses ini endosperm merelase, bran/germ memecahkan endosperm tersebut menjadi semolina dan middling kemudian menghasilkan break flour. Mengusahakan bran powder menjadi sekecil mungkin (ideal tidak ada bran powder). Umumnya proses ini terdiri atas empat tingkat break first break (B1) s/d fourth break (B4) dan lima tingkat break first break (B1) s/d fifth break (B5). Proses pemecahan mengunakan break rollers mills (fluted rolls) dan break sifter. Pada tingkat akhir break proses (finishing), endosperm merelase dari bran menjadi middling dan tepung dengan menggunakan bran finisher dan vibrio finisher . Proses pemecahan atau breaking process terdiri atas lima tahapan yaitu first break process, second process, third break process, fourth break process, dan fifth process. First break process (pemecahan pertama), pada tahapan ini inlet produk B1 roller/gandum yang bersih dibuka/dipecahkan dengan memakai roller yang bergigi. Handling produk dari roller ke plant sifter dengan pneumatic system. Plansifter , produk dari roller B1 akan diayak menjadi B2 produk atau B2 C produk dan B2 F produk, coarse semolina, fine semolina, middling, dan tepung. Relased test, banyaknya coarse semolina, fine semolina, middling dan tepung yang dihasilkan oleh tepung first break.
Second break process (proses pemecahan kedua), pada tahapan ini inlet produk B2 roller yaitu B2 produk dari sifter B1 . Bran akan dipecahkan dengan memakai fluted roller serta handling produk ke pneumatic system. Secound break sifter produk diayak menjadi B3 C produk B3 F produk, coarse semolina, fine semolina, middling, dan tepung. Relased test ke banyaknya coarse semolina, coarse semolina, middling dan tepung yang dihasilkan oleh proses second break. Third break proses (proses pemecahan ke tiga), pada tahapan ini inlet produk B3 C roller dan B3 F roller adalah B3 C produk dan B3 F produk dari sifter B2. Bran kandungan endosperon sedikit akan dipecahkan menggunakan fluted roller serta handling produck ke pneumatic system. Third break sifter 1 produk diayak menjadi B4 C produk dan B4 F produk, tailing produk, middling, dan tepung. Relased test ke banyak tailing produk, middling dan tepung yang dihasilkan oleh proses ini. Fourth break process (proses pemecahan ke empat), pada tahapan ini inlet produk B4 C roller dan B4 F roller adalah B4C produk dan B4 F produk dari sifter B3. Bran kandungan endosperon sedikit akan dipecahkan menggunakan fluted roller serta handling produk ke pneumatic system. Third break sifter 1 produk diayak menjadi B5 C produk dan B5 F produk, tailing produk, dan middling. Relased test ke banyak tailing produk, middling dan tepung yang dihasilkan oleh proses ini. Fifth break process (proses pemecahan ke lima), pada tahapan ini inlet produk B5 C roller dan B5 F roller adalah B5C produk dan B5 F produk dari sifter B4. Bran akan  (kandungan endosperon sangat sedikit dan dekat dengan aleirone cell) dipecahkan menggunakan fluted roller serta handling product ke pneumatic system. Fifth break sifter 1 produk diayak menjadi coarse bran dan fine bran, tailing produck, middling, dan tepung. Relased test ke banyak tailing produk, middling dan tepung yang dihasilkan oleh proses ini.

b. Purification Process/ Proses Pemurnian
Pada proses pemurnian ini terjadi pemisahan semolina dan middling dari bran supaya semolina dan middling menjadi bersih. Mengklasifikasi semolina dan middling bersih menjadi coarse semolina, fine semolina, coarse middling, dan fine middling. Purifier bertujuan untuk memisahkan partikel bran yang terdapat pada semolina atau middling sehingga pada proses zising dan proses middling endosperon yang digiling adalah pure semolina atau pure middling dan tepung yang dihasikan mempunyai kualitas yang baik. Prinsip kerja dari proses pemisahan oleh purifier ialah sifting proses, aspiration proses, dan shaking proses.

2.      Reduction Process
Pada proses ini semolina mereduksi menjadi middling dan tepung. Proses ini juga disebut zising process. Mereduksi middling menjadi tepung proses ini disebut middling process selanjutnya dilakukan tailing process. Reduction proses dibagi atas tiga proses yaitu zising process, middling process, dan tailing process. Proses pertama, zising process atau yang biasa disebut zising sifter adalah memisahkan bran atau germ, memisahkan endosperm menurut ukuran dan menghasilkan tepung. Terdiri dari 2 atau 3 tingkat saja, ekstraksi tepung tidak terlalu banyak, umumnya dipakai smoot rool, differential speed 1,5-1,9, dan Flour cover bervariasi antara 112-145. Proses kedua, middling proces terdiri dari 6-10 tingkat. Middling proses dibagi menjadi tiga tingkat yaitu kualitas satu middling dari endosperm bagian tengah (ash rendah), Kualitas dua middling dari endosperm antara tengah dan pinggir (ash tinggi), dan kualitas 3 middling dari endosperm bagian pinggir (ash sangat tinggi). Umumnya pada proses ini digunakan smoot roll dengan differential speed 1,2-1,5. Proses yang ketiga, tailing proses atau biasa disebut tailing sifter yaitu memisahkan bran atau germ, tepung, dan middling menurut ukuran. Terdiri dari 2 atau 3 tingkat saja dengan ekstraksi tepung sedikit. Umumnya menggunakan smoot roll dengan different speed 1,1-1,2. Pada proses ini middling mereduksi tanpa memecahkan bran dan membuat germ menjadi flat sehingga mudah dipecahkan dengan flour cover bervariasi antara 100 μ - 125μ

5. Proses Pengepakan
Tepung terigu ditampung dalam silo yang terdiri dari tabung besar dialirkan melalui pipa-pipa ke unit pengantongan yang dilengkapi dengan alat penimbang otomatis. Kantong tepung terigu yang tersedia ditumpahkan ke alat “hopper” sehingga secara serentak hopper terbuka dan mengalirkan tepung terigu ke 50 dalam kantong. Proses pengisian berlangsung setelah volume yang diinginkan tercapai secara otomatis.

D. HASIL PRODUKSI DAN PEMANFAATANNYA
Produk yang dipasarkan dan diproduksi oleh PT. Eastern Pearl Flour Mills terdiri dari dua bagian yaitu : produk utama dan produk sampingan adapun produk utama yang dihasilkan yaitu tepung terigu dan produk sampingannya yaitu tepung industry, brand, pollard dan pelled.

1. Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling biji gandum yang sehat dan telah dibersihkan. Produk tepung terigu merupakan produk setengah jadi dan kualitasnya antara lain dipengaruhi jumlah kandungan gluteinnya. Pembuatan tepung terigu harus menggunakan bahan baku biji gandum yang belum mengalami kerusakan mekanis, biologis maupun mikro biologis, biji gandum yang akan digiling harus memenuhi standar mutu yang berlaku bagi biji gandum.
Tepung terigu dapat dibagi dalam 3 bagian/faktor yaitu umum, khusus, dan tambahan gizi. Umum, tepung terigu yang baik diperoleh dari tepung gandum yang bersih, kotoran dan pembasmi hama serta memenuhi syarat-syarat sebagai bahan utama sebelum diolah. Khusus, tepung terigu yang berkualitas dinyatakan sebagai gabungan dari kadar protein, kekuatan glutenin, derajat warna, kadar maltose, dan sifat fisik adonan. Tambahan gizi, tepung terigu yang mendapat bahan tambahan untuk memenuhi peryaratan kualitas tepung terigu.
Kriteria lain yang menentukan kualitas tepung terigu yang baik meliputi protein tepung terigu untuk pembuatan roti tawar/manis adalah 12 – 14% untuk crakers 10 – 12% untuk kue-kue 9 – 10% dan 8 – 9% untuk biskuit dan kue pie jenis-jenis protein yang penting dalam tepung terigu adalah albumin, globulin, dan gliadin. Selanjutnya prosentase daya serap air (memengaruhi volume adonan terutama pada produk mie) dan ukuran partikel sifat (memengaruhi kesan cerah pada tepung terigu). Sebelum tahun 1998 semua penjualan dan distribusi produk-produk PT. Eastern Pearl Flour Mills ditentukan oleh logistik (bulog). Saat ini penjualan dan distribusi produk ditentukan oleh perusahaan sendiri dengan merek-merek dagang: cap Gunung (isi protein min 14,0%), cap Kompas (isi protein min 11,5%) dan cap Gatotkaca (isi protein min 10,5%). Berdasarkan ketetapan pemerintah perusahaan menyalurkan produk-produk ke daerah Indonesia bagian timur seperti Sulawesi, Maluku, Irian jaya, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Selain itu perusahaan juga menyalurkan produk berupa bran, pollar, dan pellet. Produk ini diekspor ke luar negeri seperti Korea Selatan, Taiwan, Jepang dan negara-negara Asia lainnya

2. Produk Sampingan
a. Tepung industri merupakan bahan pembuat lem kayu lapis, tepung industri ini dikemas dan dipasarkan pada perusahaan-perusahaan pembuatan kayu lapis.
b. Brand juga merupakan produk sampingan pembuatan tepung terigu yang dipasarkan ke konsumen untuk dijadikan sebagai pakan ternak.
c. Pollar juga merupakan produk sampingan pembuatan tepung terigu yang dipasarkan ke konsumen untuk dijadikan sebagai pakan ternak.
d. Pellet merupakan campuran brand pollar yang dipadatkan dan juga berfungsi sebagi pakan tenak.

E. PENERAPAN PENGENDALIAN MUTU PERUSAHAAN BERDASARKAN KONSEP TQM (TOTAL QUALITY MANAGEMENT)
Pengendalian mutu terhadap produk pada PT. Eastren Pearl Plour Mills terdiri atas tiga tahapan yaitu pada bahan baku, in process, dan produk jadi. Pengendalian mutu dilakukan di laboraturium pengendalian mutu dengan cara melakukan inspeksi setiap produksi tepung terigu berlangsung.
Pada tahapan pertama, yaitu saat biji gandum datang di pelabuhan lalu dipindahkan dengan alat penghusap unit penimbangan kemudian disimpan pada tempat penampungan/silo penyimpanan. Kemudian dibersihkan dan diberi air sebelum digiling, pada tahap inilah untuk pertama kalinya pengambilan sampel dilakukan untuk selanjutnya diuji pada laboratorium pengendalian mutu. Pengambilan sampel pada inspeksi ini dilakukan setiap 500 ton satu kali, hal ini dilakukan dengan cara uji kepadatan, warna biji gandum, dan kandungan/ kadar yang dimiliki gandum apakah telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Cara mengetahui kadar kandungan ash dan moisture pada gandum yaitu dengan menggiling sendiri dengan alat giling gandum yang dimiliki laboratorium yang selanjutnya di uji pada grain analyzer.
Pada tahapan kedua, gandum yang telah bersih di milling/digiling sesuai dengan spesifikasinya. Pada tahapan ini terjadi inspeksi yang kedua yaitu pengambilan sampel pada mesin milling yang bertujuan untuk mengontrol apakah kadar/kandungan gandum yang telah digiling tetap terjaga. Inspeksi ini dilakukan per dua jam produksi. Inspeksi dilakukan di laboratorium pengendalian mutu, pada tahapan ini inspeksi dilakukan dengan dua metode yaitu metode manual dan praktis yang dalam hal ialah pengujian kadar ash dan moisture . Metode standar menggunakan oven sedangkan metode praktisnya menggunakan alat uji grain analyzer yaitu alat pengukur ash dan moisture. Perubahan kadar ash dan kadar moisture biasanya dipengaruhi oleh suhu, udara dan settingan mesin yang tidak sesuai. Ketika kadar ash dan moisture tidak sesuai dengan standar, maka pihak laboratorium wajib melaporkan/menegur pihak milling agar memerhatikan kembali settingan mesin milling yang sedang menggiling gandum. Tindakan pengendalian mutu tersebut merupakan upaya untuk menjaga kualitas hasil milling agar dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan, yaitu standar berdasarkan ISO 9.000-22.000, SNI, dan standar yang telah ditetapkan sendiri oleh perusahaan. Standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan biasanya berdasarkan dengan kompetitor dan permintaan konsumen.
Pada tahapan ketiga, yaitu pada saat produk tepung terigu sudah berada dalam kemasan/produk jadi. Pada tahapan ini inspeksi dilakukan dengan cara pengambilan sampel pada tepung terigu yang telah dikemas, pengambilan sampel dilakukan tiap dua jam produksi. Tiap merek memiliki kualitas atau kadar kandungan yang berbeda-beda maka dengan adanya pengendalian mutu ini perusahaan dapat menjamin kualitas produknya. Tiap produk memiliki nomor produksi dan tiap nomor produksi memiliki quality assurance. Quality assurance merupakan tanggung jawab penuh dari laboratorium pengendalian mutu. Laboratorium memiliki data-data kadar kandungan tiap nomor produksi produk, hal inilah yang menjadi dasar quality assurance PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar.

F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PRODUK
Faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas produk. Empat kategori yang biasanya ada dalam diagram sebab akibat yaitu: materi/bahan baku, mesin/peralatan, manusia, dan metode. Inilah yang disebut 4M yang merupakan penyebab. Keempat kategori ini memberikan suatu daftar periksa yang baik untuk melakukan analisis awal. Berdasarkan hasil branstorming dan pengamatan yang dilakukan ditemukan beberapa faktor yang memengaruhi mutu kadar ash dan moisture pada in process produk tepung terigu merek gatotkaca dan kompas yaitu: bahan baku, mesin/alat, kemasan, lingkungan, metode, dan karyawan.

1. Bahan Baku
Bahan baku utama dalam produksi PT. Eastern Pearl Flour Mills adalah biji gandum yang berasal dari beberapa negara yang terdiri atas dua jenis gandum yaitu hard wheat dan soft wheat. Mutu biji gandum yang datang setiap harinya berbeda-beda, kualitas biji gandum ini dipengaruhi oleh sterilisasi kontener pengantar gandum, cuaca dan suhu. Cuaca hujan biasanya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, yaitu dalam menjaga suhu gandum sampai pada produk jadi. Kadar moisture dan ash bahan baku dapat berubah-ubah, untuk itu dilakukan pengendalian agar kualitas gandum yang akan digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ketika kadar ash dan moisture bahan baku tinggi akan menghasilkan kualitas gandum yang buruk sehingga produk tidak akan diterima oleh konsumen. Standar kualitas PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar harus lolos dari standar yang ditetapkan yaitu SNI, ISO 22.000, dan standar tersendiri yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. Mesin/Alat
Mesin atau peralatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menghasilkan produk yang bermutu. Mesin/alat yang digunakan PT. Eastern Pearl Flour Mills antara lain : silo, roller, milling, sifter, dan ruther. Beberapa alat yang digunakan dalam pengendalian mutu pada laboratorium yaitu oven uji penguji kadar dan grain analyzer yang mampu menganalisa berapa persen kadar kandungan yang terdapat pada tepung terigu. Selain itu ada beberapa alat penunjang uji mutu lainnya seperti tabung reaksi, mikroskop, alat uji tekstur tepung terigu dll. Mesin/alat membutuhkan perawatan yang khusus agar kinerjanya optimal, perawatan yang dilakukan berupa mensterilkan alat

3. In Process
Pada in process terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, intinya ialah merupakan proses penggilingan gandum yang selanjutnya akan menghasilkan tepung terigu. Kualitas in process sangat menentukan proses milling atau penggilingan prosess ini dipengaruhi oleh settingan mesin, suhu dan kelembaban. Settingan mesin merupakan hal yang paling penting harus diperhatikan oleh karyawan produksi, karena sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kadar ash dan moisture gandum yang sedang digiling. Ketika kadar ash dan moisture tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, maka dengan segera pihak laboratorium akan melaporkan/menegur kepada pihak milling untuk mengecek/ merubah settingan mesin agar tetap menjaga kadar ash dan moisture seperti yang diinginkan. Pada saat milling kadar moisture akan mengalami penurunan 4-5% hal ini terjadi karena adanya proses penggilingan yang mengakibatkan menurunnya kadar moisture walaupun sebelum penggilingan gandum ditambahkan air agar mudah memperoleh bagian tepung yang terdapat pada inti gandum. Sedangkan untuk kadar ash, pada proses inilah kadar ash muncul, terjadinya penggilingan pada gandum mengakibatkan terpecahnya/terpisahnya bagian tepung dan bukan tepung pada gandum

4. Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan suasana dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya yang dalam hal ini ialah lingkungan kerja pada saat proses milling dilakukan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi kinerja karyawan produksi pada PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar yaitu temperatur, suhu, kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, kebersihan, dan penerangan. Beberapa faktor lingkungan tersebut memengaruhi kualitas milling, suhu dan kelembaban seringkali mempengaruhi tinggi rendahnya kadar ash dan moisture. Lingkungan yang baik akan memengaruhi kinerja karyawan , semakin baik lingkungannya semakin tinggi juga produktivitasnya dalam meningkatkan kualitas produk

5. Metode Uji
In process tepung terigu Gatotkaca dan Kompas harus melewati tahap pengujian laboratorium mutu. Laboratorium telah memiliki standar tersendiri untuk menyatakan apakah suatu milling itu dikatakan lolos uji atau tidak yang selanjutnya laboratorium akan menyatakan produk tersebut siap untuk dikemas. Metode ujI dilakukan per dua jam produksi, pengujian dilakukan dilaboratorium pengendalian mutu perusahaan. pengujian kadar ash dan moisture dilakukan dengan metode manual dan praktis. Setiap produk yang dinyatakan lolos akan mendapatkan quality assurance. Setiap produk/merek memiliki spesifikasi kadar kandungan yang berbeda-beda. Begitu pula dengan produk Gatotkaca dan Kompas. Standar maksimum kadar ash Gatotkaca max 0,70% dan untuk standar maksimum kadar moisture Gatotkaca max 14,02%. Sedangkan untuk produk Kompas memiliki standar maksimum kadar ash max 0,60% dan untuk standar maksimum kadar moisture max 14,20% ketika proses milling berlangsung.

6. Karyawan
Karyawan produksi yang bertugas atau operator yang bertugas harus berkonsentrasi penuh dalam mengendalikan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses milling. Kedisiplinan dan ketelitian merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh karyawan laboratorium dalam menguji kandungan bahan baku, in process dan produk akhir atau setiap kali dilakukan inspeksi.. Selain itu pula tingkat pengetahuan karyawan akan in process sangat mempengaruhi kinerja karyawan dalam menjaga pengendalian mutu in process
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

1.    Pengendalian mutu pada PT. Eastern Pearl Flour Mills terbagi menjadi tiga tahapan yaitu pengendalian mutu bahan baku, in process, dan produk akhir. Agar kualitas in process terjamin, perusahaan dilengkapi dengan laboratorium pengendalian mutu memenuhi syarat untuk melakukan pengujian secara fisik dan kimia.
2.    Berdasarkan diagram sebab akibat diperoleh faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi mutu in process tepung terigu PT. Eastern Pearl Flour Mills. Faktor-faktor penyebab tersebut, yaitu bahan, in process, metode uji, SDM, lingkungan, dan mesin.
3.    Teknik perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan menuju agar memenuhi pengendalian mutu statistikal ialah dengan cara meningkatkan kinerja dan ketelitian pekerja produksi dan laboratorium.
B.     SARAN
Saran yang dapat diberikan ialah:

1.        Pengendalian mutu in process sebaiknya lebih ditingkatkan. Peningkatan dapat dilakukan dengan pengecekan khusus pada setiap nomer sampel yang memenuhi keriteria tidak terkendali, pengecekan bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi suatu sampel tidak terkendali.
2.        Kelembaban, suhu, dan setingan mesin saat in process harus lebih diperhatikan, agar tingginya kadar ash dan moisture tetap terjaga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3.        Pengecekan mesin harus rutin dilakukan agar kinerja dari mesin tetap stabil.
4.         Pengecekan terhadap alat uji lebih ditingkatkan. Metode pengujian yang digunakan harus lebih dipahami, sehingga parameter mutu yang diuji memiliki hasil yang akurat.
5.        Pelatihan dan seminar-seminar khusus sebaiknya diberikan kepada para karyawan laboratorium dan produksi agar meningkatkan pengetahuan dan kinerja para karyawan.
6.        Penggunaan pengendalian mutu statistikal sebaiknya digunakan dalam pengendalian mutu perusahaan, karena pengendalian mutu statistikal lebih akurat dan fleksibel.

DAFTAR PUSTAKA

www.INTERFLOUR Group - PT Eastern Pearl Flour Mills.htm
www. Sistem Manajemen Keamanan Pangan   ISO 22000.htm
www. Perdagangan Interflour.htm